SOLOPOS.COM - Peserta workshop menyimak materi kepenulisan yang dipaparkan narasumber, di Monpers, Selasa (21/2/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, SOLO —Puluhan pelajar hingga mahasiswa di Kota Solo dan sekitarnya mengikuti workshop bertema Karya Sastra Menembus Media Massa di Monumen Pers Nasional (Monpers), pada Selasa (21/2/2023). Acara tersebut dimulai sekitar pukul 08.30 WIB sampai selesai di gedung utama Monpers.

Bersama dua narasumber, Prasetyo Utomo sebagai penulis dan Ayu Prawitasari pengampu rubrik sastra Solopos, para peserta workshop menyimak paparan materi dengan seksama selama acara berlangsung. Salah satu peserta workshop, Ahsan Zain, mahasiswa Sastra Inggris Universitas Islam Negeri Raden Mas Said mengakui sebuah karya sastra bisa mengubah peradaban bangsa menjadi lebih maju.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sesuai tema Karya Sastra Menembus Media Massa, Ahsan mengatakan seorang penulis bisa menembus pola pikir seseorang melalui karya sastra. Penulis mampu menggiring opini masyarakat melalui karya sastra.

“Gimana kami menggiring opini, menggiring masyarakat supaya masyarakat bisa bermindset yang baik,” ucap dia.

Ahsan menceritakan paparan materi pertama dari narasumber lebih berfokus pada materi teknis. Materi tersebut disampaikan oleh Prasetyo Utomo yang punya latar belakang seorang penulis.

“Materi pertama kami dapat materi teknis, membuat karya sastra dan sifat-sifat karya sastra, cara mendapat ide gagasan, gimana karakteristik novel,” kata dia.

Selanjutnya, Muhammad Fikri Asysyamil peserta workshop lainnya, menceritakan pemateri ke dua membagikan pengalamannya selama terjun di dunia jurnalistik. Selain itu, pemateri kedua, Ayu Prawitasari juga membagikan sejumlah tips dalam menulis karya sastra di media massa.

“Bagaimana kata disusun dengan rapi, tidak terlalu panjang, tetapi tetap disampaikan maksud karya sastranya,” ucap dia.

Sama seperti Ahsan, Fikri juga menimba ilmu sastra Inggris di UIN R.M. Said. Menurut dia, sastra Inggris bisa menarik pandangan orang lain melalui versi bahasa Inggris.

“Jadi tidak sekadar AIUEO dan gammar segala macamnya, tapi kami bisa memanipulasi bahasa, dari faktualitas diubah menjadi fiksionalitas yang nyata,” kata dia.

Pemateri kedua, Ayu Prawitasari mengulas sebuah cerita pendek yang menjadi bagian dari sastra. Menurut dia, akan sangat baik apabila karya sastra mampu merefleksikan kejadian di sekitarnya. Melalui karyanya, mereka bisa menyampaikan pesan kepada para pembaca.

Ayu juga mengulas keresahan manusia modern terhadap perubahan yang terus menerus terjadi. Ayu menceritakan dua kisah cerpen di sela sesinya.

Ada Marela Ada Mama, Kisah Tak Melulu Surga, yang pertama soal single parents dan day care, konflik ibu rumah tangga dan mengurus domestik,” kata dia.

Ketua Panitia Festival Hari Pers Nasional, Arnain Dian, menjelaskan workshop menulis ini merupakan serangkaian dari kegiatan Festival Hari Pers Nasional yang dilaksanakan selama sebulan penuh. Melalui, workshop kepenulisan tersebut, Monpers ingin memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai karya sastra dan media massa, khususnya para pencinta karya sastra maupun media massa.

“Bagaimana hobi menulis dapat disalurkan melalui media massa untuk meningkatkan minat dan pengalaman mempublikasi hasil karya tulisan,” ucap dia.

Monpers berharap melalui workshop ini peserta dapat menambah ilmu dan berbagi pengalaman serta meningkatkan minat dan kepercayaan diri dalam menulis karya sastra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya