SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Hujan baru saja reda setelah beberapa menit mengguyur wilayah Kota Solo, Minggu (16/1) pagi. Sekitar pukul 06.00 WIB, di tepi Jl Slamet Riyadi depan kawasan Taman Sriwedari, terlihat sekelompok pemuda, remaja dan beberapa seniman menata berbagai perlengkapan.

Tak sampai setengah jam, sebagian jalan yang setiap hari Minggu pagi jadi jalur car free day (CFD) atau hari bebas dari kendaraan bermotor itu jadi semarak oleh instalasi-instalasi seni.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sejumlah anak terlihat menggambar dan menulis bertema kampung tempat tinggal. Beberapa remaja terlihat membawa banner panjang bertuliskan Apa yang Anda Ketahui Tentang Kampung Ngipang?, Apa yang Anda Ketahui Tentang Kampung Jagalan?, Apa yang Anda Ketahui Tentang Kampung Serengan?, Apa yang Anda Ketahui Tentang Kampung Batik Laweyan? dan sebagainya.

Warga yang menikmati suasana <I>car free day<I> berkesempatan menuliskan pendapat atau informasi yang mereka ketahui tentang kampung-kampung tersebut. Minggu pagi kemarin, sebanyak 19 kampung di Kota Bengawan memamerkan berbagai potensi.

Sembilas belas kampung itu di antaranya Kampung Ngipang, Krembyongan, Sukomulyo, Kampoeng Batik Laweyan, Kadipiro Aeng-Aeng, Madyotaman, Sudiroprajan, Jagalan, Gajahan, Serengan, Gremet, Manahan RT 8/RW XI dan sebagainya.

Produk unggulan batik, kerajinan tangan, gambar hasil karya anak-anak, tulisan hingga pertunjukan seni dan budaya ditampilkan dalam acara bertajuk Kampung Bicara itu. Acara dibuka penampilan grup rampak bambu Swara Deling yang mewakili Kampung Jagalan.

Gendhing-gendhing Jawa yang saat ini hampir punah mengalun saat seperangkat alat musik dari bambu dibunyikan sedemikian rupa oleh para pemain. Ratusan warga yang tengah beraktivitas di sekitar tempat itu segera menyemut untuk menyaksikan pertunjukan seni tersebut.

Instalasi dari Kampung Ngipang, Kelurahan Kadipiro, Banjarsari berisi jejeran wayang-wayang kayu. Di sisi setiap wayang kayu tersebut dipasang tulisan-tulisan yang menceritakan di wilayah Ngipang tengah ada pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota.

Dari tulisan-tulisan tersebut terungkap kekhawatiran sebagian warga di Ngipang tentang pembangunan rumah sakit tersebut. Perwakilan Kampung Sudiroprajan memamerkan alat pemadam kebakaran yang dibuat oleh warga setempat.

Ketika ditemui Espos di sela-sela acara, koordinator acara Kampung Bicara, Haru Prasetya, mengemukakan acara tersebut merupakan ajang penyampaian aspirasi warga kampung.

Menurutnya, kampung memiliki banyak potensi yang dapat dipromosikan pada masyarakat luas. Sementara perkembangan teknologi modern dapat dimanfaatkan secara optimal dengan berpijak pada nilai tradisi.

“Selain produk-produk seni dan budaya, melalui acara ini, setiap kampung bisa menyampaikan aspirasi terkait berbagai permasalahan yang sedang dan mereka hadapi selama ini. Misalnya terkait program pembangunan Pemkot di suatu wilayah, apa saja yang menjadi keluhan, persoalan dan kritikan mereka bisa disampaikan melalui acara ini,” terang Heru.

Menurut Heru, sejarah mencatat bahwa kampung merupakan bagian integral kota. Masa depan kota, termasuk Kota Solo, akan sangat bergantung pada kampung-kampungnya. “Dalam perencanaan kota masa depan harus melihat dan memperlakukan kampung sebagai bagian penting kota,” tegasnya.

sry

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya