SOLOPOS.COM - Warga menyaksikan kubah lava sisi barat daya Gunung Merapi dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (9/1/2022). Menurut data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta berdasarkan analisis morfologi volume kubah lava sisi barat daya sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah lava tengah sebesar 3.007.000 meter kubik. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/YU

Solopos.com, KLATEN-Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta memasuki masa erupsi efusif dengan status Siaga. Erupsi ini ditandai dengan pertumbuhan dua kubah lava, pembentukan awan panas,  dan guguran lava. Pemantauan aktivitas Gunung Merapi terus dilakukan melalui saluran resmi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Staf Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Klaten, Indiarto, mengatakan kesiapsiagaan dan kewaspadaan warga yang tinggal di lereng Merapi harus terus dilakukan. Salah satunya mengimbau warga tidak melakukan aktivitas di radius bahaya erupsi serta menggiatkan kembali ronda.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Permukiman paling dekat dengan puncak Merapi di wilayah Klaten berjarak sekitar 5 km. “Fokus ronda diharapkan dilakukan di setiap RT dan RW,” kata Indarto, Rabu (12/1/2022).

Baca Juga: 2 Kubah Lava Terus Tumbuh, Gunung Merapi Masuki Masa Erupsi Efusif

Selain ancaman erupsi, Indarto juga mengatakan ada ancaman banjir lahar hujan. Terlebih pada Januari diprediksi menjadi puncak musim hujan kali ini.

“Sudah ada imbauan ke kades dan perangkat desa agar warga yang melakukan kegiatan di Kali Woro bisa menghentikan aktivitas mereka ketika terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat untuk antisipasi jika terjadi banjir lahar hujan,” ujar dia.

Sementara itu, Kaur Perencanaan Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Jainu, mengatakan hingga kini warga tetap tenang meski pertumbuhan kubah lava terus terjadi. “Karena selama ini awan panas mengarah ke barat daya, sehingga warga masih merasa aman dan tenang-tenang saja,” kata dia.

Baca Juga: Polisi Buru Bento, Penyentuh Bagian Sensitif Biduanita saat Hajatan

Sebelumnya, berdasarkan rilis dari BPPTKG,  Gunung Merapi memasuki masa erupsi efusif pada 4 Januari 2021. Aktivitas erupsi efusif berupa pertumbuhan kubah lava, pembentukan awan panas,  dan guguran lava. Berbeda dengan erupsi-erupsi efusif Merapi sebelumnya, erupsi 2021 memiliki dua pusat erupsi yaitu di kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah.

Kedua kubah lava ini terus tumbuh, hingga per 7 Januari 2022, volume kubah lava barat daya sebesar 1.670.000 meter kubik, dan kubah lava tengah sebesar 3.007.000 meter kubik. Laju pertumbuhan kubah lava barat daya sebesar 5.700 meter kubik/hari dan laju kubah lava tengah relatif tetap.

Berdasarkan data volume kubah lava tersebut, telah dibuat model luncuran awan panas guguran sebagai salah satu bahan pembuatan peta potensi bahaya.  Hasil pemodelan menunjukkan apabila volume kubah lava barat daya sebesar 3 juta meter kubik longsor, akan menimbulkan awan panas guguran ke Sungai Boyong, Bebeng, Krasak, dan Putih sejauh maksimal 5 km.

Baca Juga: Solo-Jogja 20 Menit via Tol, Warga Berharap Klaten Jangan Cuma Dilewati

Untuk kubah lava tengah, apabila volume sebesar 1 juta meter kubik longsor, awan panas guguran akan mencapai jarak 5 km ke arah Sungai Gendol.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, daerah potensi bahaya guguran lava dan awan panas guguran berada di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km dari puncak. Sedangkan pada sektor tenggara pada Sungai Woro sejauh 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km dari puncak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya