SOLOPOS.COM - Sejumlah pegawai Museum Radya Pustaka Solo membersihkan dan menata koleksi museum, Jumat (25/8/2023). Kegiatan ini dilakukan rutin dengan tujuan menjaga kualitas koleksi dan menghindarkan koleksi dari kerusakan (Espos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO–Museum Radya Pustaka menyimpan ribuan koleksi. Mulai dari senjata, tosan aji, manuskrip, gamelan, wayang, uang, hingga arsip pustaka.

Merawat barang kuno dan bersejarah bukan perkara mudah. Butuh pengetahuan dan keterampilan. Namun bagi pegawai Museum Radya Pustaka, merawat koleksi museum seperti merawat diri sendiri. Penuh kasih sayang dan perhatian khusus.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Tiap tahunnya, Museum Radya Pustaka rutin mengadakan perawatan koleksi setidaknya lima-delapan kali. Perawatan masing-masing jenis koleksi berbeda. Tergantung material dasarnya.

Penanganan untuk koleksi manuskrip, kulit, dan kayu tentu beda dengan penanganan untuk koleksi besi, logam, dan perunggu. Sementara perawatan koleksi kayu bisa dilakukan tiga kali dalam setahun.

Tenaga teknis kurator Museum Radya Pustaka, Bangkit Supriyadi mengatakan pengelolaan dan perawatan koleksi perlu dilakukan untuk menjaga kualitas koleksi. Penanganannya berbeda.

Misalnya koleksi logam dan besi yang tidak mengalami korosi, maka perawatan bisa dilakukan berupa pengolesan minyak.Namun bila koleksi sudah mengalami korosi, maka perlu dilakukan jamasan.

“Tiap tahun ada perawatan untuk koleksi logam, besi, perunggu, kertas, kulit, kayu, batu. Masing-masing waktu dan kebutuhannya beda,” kata Bangkit saat diwawancara Solopos.com,Kamis (24/8/2023).

Tiap tahun, Museum Radya Pustaka juga menjamas koleksi  tosan aji berupa pedang, tombak, keris, dan pusaka lain. Tujuannya membersihkan korosi pada besi.

Dalam upaya perawatan khusus itu, museum juga menggandeng badan konservasi sebab butuh pendamping tenaga ahli. Meski pun dalam beberapa perawatan yang bersifat ringan, bisa dilakukan sendiri.

Misalnya selama ini perawatan kayu dilakukan sendiri sebab perawatannya paling murah, Perawatan koleksi kayu dilakukan menggunakan tembakau, cengkih, pelepah pisang, dan bahan yang mudah didapat.

Museum juga melakukan fumigasi, termite control untuk mengendalikan hama rayap, memasang wewangian (akar wangi dan cengkih) di pojok almari, silika untuk meminimalkan serangan hama. Hal itu dilakukan untuk menjaga koleksi, khususnya koleksi berbahan organik. Hama kecil bisa membuat rusak kayu, kertas, manuskrip.

“Antisipasi tetap kita lakukan. Pemasangan AC dilakukan untuk menjaga koleksi,” kata dia.

Edukator Museum Radya Pustaka, Soemarni Wijayanti mengatakan siapa saja bisa terlibat dalam upaya perawatan koleksi museum. Upaya turut merawat barang bersejarah itu bisa dilakukan oleh pengunjung.

Salah satunya dengan menaati peraturan kunjungan. Di Museum Radya Pustaka, ada banyak petunjuk dan larangan dalam melihat koleksi. Di antaranya tidak boleh menyentuh langsung koleksi besi, arca, dan manuskrip. Bila hendak membaca koleksi pustaka museum, pengunjung bisa meminta bantuan kepada pegawai museum.

“Betul, itu salah satu bagian menjaga dan merawat koleksi meski mereka tidak terlibat langsung, menggossok atau membersihkan koleksi,” kata Yanti.

Selain itu, pengunjung tidak boleh membawa makan dan minum saat melihat koleksi museum. Hal itu perlu ditaati sebagai upaya turut menjaga koleksi. Tangan yang kotor, berkeringat dilarang menyentuh koleksi museum. Kotoran dan kadar asam di tangan berpotensi merusak koleksi dan mengakibatkan korosi.

“Membahayakan pengunjung juga, sebab ketika korosi di koleksi besi, nempel di tangan, bahaya bagi kesehatan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya