Soloraya
Jumat, 7 April 2023 - 13:02 WIB

Merefleksikan Jalan Salib dan Pesan Damai Paroki Aloysius Mojosongo Solo

Wahyu Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Adegan dalam visualisasi kisah sengsara Yesus di Gereja Katolik Aloysius Mojosongo, Solo, Jumat (7/4/2023) pagi.

Solopos.com, SOLO–Ratusan umat Katolik mengikuti jalan salib menjelang Misa Jumat Agung di Gereja Katolik Aloysius Mojosongo, Solo, Jumat (7/4/2023) pagi. Upacara itu untuk mengenang sengsara dan wafat Yesus untuk menebus dosa manusia.

Upacara diawali di dalam Gereja Katolik Aloysius Mojosongo dengan membacakan tata tertib selama kegiatan pukul 08.00 WIB. Selanjutnya umat diajak keluar gedung gereja didahului para pemeran dalam visualisasi kisah sengsara dan wafat Yesus serta kelompok kur.

Advertisement

Para pemeran kisah sengsara dan wafat Yesus tak hanya dilakukan Orang Muda Katolik (OMK), namun melibatkan semua kalangan usia.

Mereka adalah Pembinaan Iman Anak (PIA)/ Pembinaan Iman Remaja (PIR), prodiakon, dewan pastoral paroki, dan pendamping OMK. Salah satu umat, Sapto, berperan menjadi Yesus. Selanjutnya umat Katolik melakukan perarakan dengan 14 pemberhentian. Suasana haru terjadi pada perarakan itu mulai Yesus dijatuhi hukuman, memanggul salib, sampai dimakamkan sekitar pukul 09.20 WIB.

Advertisement

Mereka adalah Pembinaan Iman Anak (PIA)/ Pembinaan Iman Remaja (PIR), prodiakon, dewan pastoral paroki, dan pendamping OMK. Salah satu umat, Sapto, berperan menjadi Yesus. Selanjutnya umat Katolik melakukan perarakan dengan 14 pemberhentian. Suasana haru terjadi pada perarakan itu mulai Yesus dijatuhi hukuman, memanggul salib, sampai dimakamkan sekitar pukul 09.20 WIB.

Salah satu pendamping OMK Shelvyana Rhajani, menjelaskan visualisasi kisah sengsara dan wafat Yesus dengan perarakan kembali dilakukan setelah setop akibat pandemi Covid-19.

Upacara itu sudah dipersiapkan sejak November 2022. Gereja Katolik Aloysius Mojosongo melakukan perekrutan para pemeran. Para pemeran itu mulai berlatih sejak akhir Januari 2023.

Advertisement

Menurut dia, jalan salib dikemas dalam dramatisasi dengan suasana doa. Gereja mengajak orang muda terlibat merefleksikan peristiwa puncak karya keselamatan berupa kematian dan kebangkitan Tuhan.

Dia mengatakan Keuskupan Agung Semarang memaknai rangkaian Paskah 2023 sebagai tahun damai. Umat diajak memperjuangkan perdamaian.

“Pesan Paskah ini adalah kita diutus untuk damai dengan diri sendiri, damai dengan sesama, dan damai dengan Tuhan,” paparnya.

Advertisement

Menurut dia, ada peristiwa Pemilu pada tahun depan yang membutuhkan adanya kedamaian bagi seluruh bangsa. Umat diminta bekerja sama dengan semua pihak dalam damai.

“Supaya di akhir tahun ini ada situasi politik yang memanas namun tidak menjadi penghalang peristiwa pesta demokrasi 2024. Gereja ikut berperan, ambil bagian dalam perdamaian di negara,” ujar dia.

Dia mengatakan setiap umat diharapkan menjadi duta damai. Mengambil peran dengan membangun hidup yang kondusif bersama warga lainnya.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif