Solopos.com, SUKOHARJO — Tim gabungan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sukoharjo, Polres Sukoharjo, Kodim Sukoharjo, Kantor Kesatuan Bangsa (Kesbang) Sukoharjo, dan Dinas Sosial (Dinsos) Sukoharjo menangkap enam pengamen gelandangan dan orang telantar (PGOT) dalam operasi penertiban PGOT, Selasa (17/12/2013).
Satpol menggelar operasi tersebut lantaran banyak laporan yang menyebut aktivitas PGOT sudah meresahkan warga. Kepala Satpol PP Sukoharjo, Sutarmo, ketika ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa, mengatakan operasi tersebut digelar sebagai tanggung jawab Satpol dalam menjaga ketertiban umum. Ia mengaku menerima aduan masyarakat yang resah atas perilaku PGOT di daerah mereka.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
“Pada hari ini tim gabungan melakukan razia PGOT yang meresahkan. Banyak SMS menyatakan ada PGOT yang keterlaluan. Kalau belum diberi, di situ terus. Kami mengimbau tak usah beri saja [uang],” terangnya.
Dijelaskannya, PGOT dan anak jalanan yang terjaring razia berjumlah enam orang. Tiga orang terjaring di Perempatan Telukan, sedangkan tiga lainnya ditangkap di Solo Baru.
“Kami menyisir semua objek mangkal PGOT. Misalnya di Simpang Lima Sukoharjo Kota, Perempatan Telukan, Grogol, dan wilayah Solo Baru. Mereka kami amankan di Kantor Satpol PP. Kami mendata dan akan melakukan pembinaan,” kata dia.
Tim gabungan berencana merazia PGOT di wilayah pertigaan UMS, perempatan Kartasura, Tugu Kartasura dan pertigaan Ngasem di Kecamatan Kartasura. Namun rencana tersebut urung dilaksanakan karena hujan mengguyur cukup lebat pada Selasa siang. “Tugas pokok Satpol menegakkan perda, menciptakan ketertiban umum dan perlindungan masyarakat,” jelasnya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
