Soloraya
Minggu, 2 Juli 2023 - 12:27 WIB

Meriah! 4.000 Lumpia Duleg Diarak lalu Jadi Rebutan Warga di Delanggu Klaten

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Klaten, mengarak gunungan lumpia duleg dan patung Lembu Suroloyo pada rangkaian tradisi Cethik Geni, Minggu (2/7/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Rangkaian acara tahunan tradisi Cethik Geni di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Klaten, berlangsung meriah dengan arak-arakan gunungan lumpia duleg dan patung Lembu Suroloyo, Minggu (2/7/2023).

Sebagai informasi lumpia duleg merupakan jajanan khas produk asli warga Desa Gatak. Begitu pula dengan tradisi Cethik Geni yang digelar saban tahun. Lumpia duleg dan Cethik Geni sudah memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Advertisement

Tradisi Cethik Geni tahun ini merupakan kali kelima. Pada rangkaian acara tahun ini, kegiatan berlangsung sejak Kamis (29/6/2023) hingga Minggu (2/7/2023). Rangkaian kegiatan diisi dengan bazar UMKM, penampilan budaya lokal, hingga pada puncak kegiatan berupa kirab.

Ada satu gunungan lumpia duleg yang berisi 4.000 lumpia duleg yang nantinya diperebutkan warga di Gatak, Delanggu, Klaten. Sementara patung Lembu Suroloyo yang dikirab sepanjang 4,5 meter dan tinggi 2,5 meter.

Advertisement

Ada satu gunungan lumpia duleg yang berisi 4.000 lumpia duleg yang nantinya diperebutkan warga di Gatak, Delanggu, Klaten. Sementara patung Lembu Suroloyo yang dikirab sepanjang 4,5 meter dan tinggi 2,5 meter.

Selain warga dan pelaku usaha lumpia duleg, kirab diikut perwakilan dari empat perguruan silat yakni IKSPI Kera Sakti, Pagar Nusa, PSHT, dan PSHW. Kirab diawali dari pusat kegiatan di Dukuh Lemburejo, Desa Gatak mengelilingi kampung hingga ke jalan raya dan kembali lagi ke lokasi kegiatan.

Iring-iringan kirab diberangkatkan Ketua DPRD Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo. Ketua Panitia Cethik Geni #5, Albertus Agung Arif Wibowo, menjelaskan kegiatan itu digelar sebagai upaya untuk melestarikan makanan khas Gatak, Delanggu, Klaten, yakni lumpia duleg yang dikemas dalam tradisi Cethik Geni.

Advertisement

Generasi Ketiga

Secara turun temurun, warga memproduksi lumpia duleg dan dijajakan ke berbagai daerah. Saat ini, ada 14 keluarga yang memproduksi kuliner tradisional itu. Pelaku usaha lumpia duleg itu sudah memasuki generasi ketiga.

“Tradisi ini kami adakan untuk mengangkat lumpia duleg agar lebih dikenal oleh masyarakat luas,” kata Albertus Agung Arif Wibowo saat ditemui Solopos.com di sela kegiatan.

Lumpia duleg mirip dengan lumpia Semarang. Hanya, ukuran lumpia duleg lebih kecil. Kulitnya terbuat dari tepung terigu dicampur pati onggok. Isi lumpia duleg yakni tauge.

Advertisement

Lumpia itu semakin nikmat dicocol kuah atau juruh dari air gula Jawa dicampur bawang merah dan bawang putih serta sedikit kecap. Lumpia duleg sudah diproduksi warga Dukuh Lemburejo, Desa Gatak, Delanggu, Klaten, sejak 1950-an.

Lumpia duleg serta tradisi Cethik Geni mendapatkan HAKI dari Kemenkumham pada 2022. Tahun ini, lumpia duleg didaftarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

Ketua DPRD Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, merasa terhormat mendapatkan kesempatan untuk menutup rangkaian kegiatan Cethik Geni yang berlangsung selama empat hari. “Harapan ke depan tentu Cethik Geni ini semakin dikenal masyarakat luas kemudian menjadi festival yang kelasnya tidak hanya di kabupaten tetapi bisa nasional. Untuk masukan, kegiatan ini ke depan bisa digelar di lokasi dengan akses yang lebih mudah,” kata Hamenang.

Advertisement

Hamenang menilai lumpia duleg sudah semakin dikenal. Dia mendorong agar produk tersebut bisa terus dipromosikan dan diikutkan dalam berbagai kegiatan pameran sebagai salah satu kuliner khas asli Klaten.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif