Soloraya
Senin, 1 April 2024 - 12:07 WIB

Meriah! Acara Malam Selikuran Keraton Solo Diikuti Lebih dari 2.000 Orang

Candra Septian Bantara  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para peserta kirab Malam Selikuran Kraton Solo yang membawa aneka ornamen khas Ramadan tiba di Taman Sriwedari, Minggu (31/3/2024), malam. (Solopos.com/Candra Septian Bantara)

Solopos.com, SOLO– Acara Hajad Dalem Malam Selikuran Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo), Minggu (31/3/2024) malam berlangsung meriah.

Lebih dari 2.000 orang abdi dalem maupun masyarakat Kota Solo tumpah ruah di acara kirab dan pengajian di Kupel Segaran Taman Sriwedari.

Advertisement

Acara Malam Selikuran diawai dengan sesi kirab oleh para abdi dalem Keraton Solo yang berjumlah sekitar 1.000 orang. Turut hadir juga dalam pawai Raja Keraton Solo, SISKS Pakoe Boewono ke XIII dan istri, GKR Pakoe Boewono.

Tepat pukul 19.00 WIB, seribuan abdi dalem sudah berkumpul di Siti Hinggil Bangsal Sewayana Keraton Solo. Mereka membawa beraneka macam barang untuk di bawa kirab, seperti lampion, kereta kuda,lampu ting atau pelita, gunungan tumpeng, marching band Keraton Solo, dan ornamen-ornamen lain yang identik dengan Ramadan.

Advertisement

Tepat pukul 19.00 WIB, seribuan abdi dalem sudah berkumpul di Siti Hinggil Bangsal Sewayana Keraton Solo. Mereka membawa beraneka macam barang untuk di bawa kirab, seperti lampion, kereta kuda,lampu ting atau pelita, gunungan tumpeng, marching band Keraton Solo, dan ornamen-ornamen lain yang identik dengan Ramadan.

Para peserta kirab berjalan dari Keraton Solo, ke Alun-alun Utara, lanjut melewati perempatan Gladak, Jl Slamet Riyadi, dan berakhir di Kupel Segaran Taman Sriwedari. Selama perjalanan rombongan kirab tersebut mampu menyedot atensi para pengguna jalan di Jl Slamet Riyadi,

Bahkan beberapa ada yang menyempatkan diri untuk mengabadikan momen tersebut lewat foto ataupun video.

Advertisement

Berikutnya ada acara doa bersama dan pembacaan sejarah Malam Selikuran, dan  pembagian tumpeng sewu. Saat pembagian tumpeng sewu berlangsung seru dan meriah, lantaran seribuan orang saling berebut untuk mendapatkan tumpeng kecil yang disediakan oleh pihak keraton.

Acara malam itu ditutup dengan pengajian dan selawatan bersama yang diikuti oleh para abdi dalem dan seluruh masyarakat yang hadir dalam acara tersebut.

Meskipun hanya duduk beralaskan plastik, para pengunjung tampak antusias dan gembira mengikuti acara tersebut. Kebanyakan mereka datang bersama keluarga, pasangan, dan teman namun ada juga yang datang sendirian.

Advertisement

Untuk mengakomodasi urusan perut para pengunjung, panitia juga telah menyiapkan beberapa stan UMKM kuliner yang lokasinya tak jauh dari panggung. Mereka menjajakan aneka menu tradisional khas Solo, aneka minuman dingin, camilan, dan masih banyak lagi.

Salah satu pengunjung, Warni, 57, mengaku datang ke Malam Selikuran hampir setiap tahun. Selain sebagai hiburan, Ia juga ingin menjadi keberkahan lewat acara ini.

“Saya tidak pernah absen ikut Malam Selikuran sejak dulu. Selain untuk mencari hiburan, juga ingin dapat keberkahan di acara ini. Soalnya kan ada pengajian, selawatan, dan menyambut malam Lailatul qadar,” ungkapnya.

Advertisement

Meskipun sudah cukup tua, Warni pun juga ikut berebut tumpeng sewu yang disediakan pihak keraton. Menurutnya saat itulah momen puncak dari Malam Selikuran dan tidak afdhol bila tidak ikut berebutan.

“Tadi saya juga ikut rebutan, walaupun harus berdesak-desakan dengan anak muda dan orang lain yang badannya gedhe-gedhe, tapi saya tetap nekat. Soalnya rebutan tumpeng sewu itu puncak keseruan Malam Selikuran, kalau tidak ikut rasanya kurang marem,” jelas Warni.

Selain Warni, warga asal Polokarto, Sukoharjo, Mariyo, 60, juga ikut memeriahkan acara Malam Selikuran. Ia datang bersama istrinya dan mengaku selalu hadir tiap Keraton Solo punya hajatan termasuk acara malam tersebut.

Kata Mariyo, tujuannya datang ke sini adalah untuk mencari hiburan sekaligus ikut selawatan. Walaupun harus menempuh perjalanan hampir 30 kilometer pulang pergi Ia mengaku senang terlebih bersama istrinya juga mendapatkan tumpeng sebanyak empat buah.

“Ya meskipun rumah saya jauh tapi kalau sudah sampai di lokasi lelahnya ilang dan yang paling penting kami berdua senang. Apalagi tadi dapat empat tumpeng, walaupun harus rebutan dengan banyak orang.” jelasnya.

Sekitar pukul 23.30 WIB acara rangkaian acara Malam Selikuran selesai. Para abdi dalem dan pengunjung dengan tertib membubarkan diri.

Sayangnya kemeriahan acara malam itu sedikit ternodai oleh sebagian pengunjung yang kurang menyadari pentingnya menjaga kebersihan. Meskipun sudah disedikan tempat sampah, mereka enggan membuang sampah pada tempatnya dan meninggalkan sampah begitu saja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif