Soloraya
Kamis, 17 Desember 2015 - 20:15 WIB

MESUM DI KARANGANYAR : Bisnis Esek-Esek Tawangmangu: Short Time untuk Income Tambahan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Deretan kuda menyambut wisatawan di kompleks objek wisata Grojogan Sewu di Tawangmangu, Karanganyar. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Mesum di Karanganyar, bisnis esek-esek di Tawangmangu menjadi sorotan banyak pihak.

Solopos.com, KARANGANYAR — Rumah-rumah penginapan, dan vila di sekitar kawasan wisata Grojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar  kerap menjadi tempat berbuat mesum short time pasangan dari luar Tawangmangu.

Advertisement

Walau diakui tak semua tamu melakukan hal tersebut. Camat Tawangmangu, Sibun, saat dihubungi Solopos.com, melalui telepon seluler (ponsel), mengaku sudah lama mendapat laporan tersebut. Bahkan menurut dia praktik semacam itu sudah lama mendapat reaksi penolakan dari sebagian masyarakat. “Warga tidak ingin daerah Beji menjadi tempat mesum short time,” tutur dia, Rabu (16/12/2015).

Sibun mengaku belum mendapat laporan ihwal adanya rumah penginapan atau calo yang menyediakan jasa esek-esek. “Setahu saya ya cuma pasangan kekasih yang short time,” imbuh dia.

Sibun menjelaskan rumah-rumah penginapan di sekitar kawasan wisata Grojogan Sewu adalah milik warga setempat. Mereka mendirikan rumah penginapan untuk mendapatkan income tambahan. Dia mengaku pernah melakukan sosialisasi supaya rumah-rumah penginapan tidak digunakan untuk praktik mesum. Acara digelar bersama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

Advertisement

Persuasif

Ke depan, menurut Sibun, pendekatan persuasif akan terus dilakukan kepada para pemilik penginapan. “Tentu saja kami akan terus lakukan pendekatan kepada warga,” tambah dia.

Ketua Komisi D DPRD Karanganyar, Endang Muryani, menyesalkan terjadinya praktik esek-esek di sekitar kawasan wisata Grojogan Sewu. Menurut dia praktik tersebut harus dihentikan. Jangan sampai, dia melanjutkan, praktik semacam itu semakin menggurita di kawasan-kawasan wisata di Bumi Intanpari. Sebab praktik esek-esek bisa merusak moral generasi muda.

Advertisement

Selain itu, Endang menyatakan praktik esek-esek sangat rentan terhadap penyakit menular berbahaya. “Menjadi tanggung jawab Pemkab untuk menyelesaikan,” tutur dia.

Politikus PDI Perjuangan (PDIP) tersebut menilai Pemkab harus segera mengambil langkah-langkah taktis. Akar masalah dari fenomena sosial tersebut harus diidentifikasi dengan tepat. Sehingga, pendekatan atau formula penyelesaian masalah yang diambil tidak melenceng. “Kalau sudah bertahun-tahun berarti kan ada masalah mendasar di sana,” sambung dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif