Soloraya
Sabtu, 26 Agustus 2023 - 00:54 WIB

Mimpi Warga Lereng Merapi Klaten Terbebas dari Kekeringan secara Permanen

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Babinsa Kodim 0723/Klaten membantu mengisikan air ke dalam jeriken dan galon saat distribusi air bersih di lereng Gunung Merapi, Sidorejo, Kemalang, Klaten, Selasa (22/8/2023). (Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

Solopos.com, KLATEN — Warga di beberapa desa wilayah lereng Gunung Merapi, Kecamatan Kemalang, Klaten, berharap bisa segera terbebas dari masalah kekeringan dan krisis air bersih secara permanen.

Mereka mengusulkan adanya pembangunan embung hingga menaikkan air dari wilayah hilir untuk solusi permanen mengatasi kekeringan yang melanda wilayah tersebut saban kemarau.

Advertisement

Salah satu desa yang menjadi langganan kekeringan dan krisis air bersih itu adalah Tegalmulyo di Kecamatan Kemalang. Pada kemarau kali ini, krisis air bersih di Tegalmulyo sudah berlangsung selama tiga bulan.

Stok air pada bak penampungan air hujan di masing-masing rumah warga di desa tersebut mulai menipis. Warga yang di lereng Merapi wilayah Klaten yang terdampak kekeringan itu membeli air bersih dengan harga bervariasi mulai Rp270.000 hingga Rp350.000 per tangki.

Advertisement

Stok air pada bak penampungan air hujan di masing-masing rumah warga di desa tersebut mulai menipis. Warga yang di lereng Merapi wilayah Klaten yang terdampak kekeringan itu membeli air bersih dengan harga bervariasi mulai Rp270.000 hingga Rp350.000 per tangki.

Perbedaan harga tergantung jarak rumah dengan lokasi pengambilan air. Satu tangki air bersih cukup untuk kebutuhan air satu keluarga selama sekitar 14 hari. Sesekali ada bantuan air bersih yang dipasok ke bak penampungan umum di setiap RT.

Kepala Desa (Kades) Tegalmulyo, Sutarno, mengatakan ada ratusan keluarga tersebar di sekitar 17 dukuh desa tersebut. Hampir seluruhnya terdampak kekeringan saban kemarau tiba.

Advertisement

Sutarno menjelaskan upaya pencarian potensi air untuk mengatasi kekeringan di wilayah lereng Merapi Klaten itu sudah dilakukan. Di wilayah Sapuangin ada sekitar lima lokasi sumur resapan. Pengeboran sudah dilakukan sedalam 20 meter.

Usulkan Pembangunan Embung

“Itu hanya cukup untuk kebutuhan beberapa RT. Itu pun hanya untuk kebutuhan memasak, untuk ternak tidak mungkin cukup,” kata Sutarno saat ditemui Solopos.com di Tegalmulyo, Selasa (22/8/2023).

Di Tegalmulyo sudah ada satu embung. Hanya, air dari embung itu untuk kebutuhan ternak serta menyiram tanaman. Kualitas air belum layak untuk konsumsi.

Advertisement

Untuk solusi permanen, Sutarno mengusulkan ada pembuatan embung lagi di wilayah Tegalmulyo untuk menangkap air sebagai sumber penghidupan warga. “Sebenarnya kalau ada embung lagi bisa menjadi solusi yang terbaik. Ada potensi lahan di wilayah atas,” kata dia.

Di Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, sebagian warga mengandalkan pasokan air bersih dari sumber Bebeng. Namun, pasokan air bersih tersebut belum menjangkau seluruh warga terdampak kekeringan di desa wilayah lereng Merapi Klaten itu.

“Harapannya ada solusi permanen. Misalkan ada penampungan air hujan berkapasitas agak besar sehingga bisa dimanfaatkan warga ketika kemarau,” kata Ketua RT 016/RW 006, Desa Sidorejo, Jack Jenarto.

Advertisement

Daerah lain yang menjadi langganan krisis air bersih di Kemalang yakni Desa Tlogowatu. Ditemui beberapa waktu lalu, Kepala Desa (Kades) Tlogowatu, Suprat Widoyo, menjelaskan upaya pencarian sumber air bersih di Tlogowatu sudah dilakukan di berbagai lokasi.

Sudah dilakukan tiga kali pengeboran dari hasil geolistrik di berbagai lokasi. Namun, hanya dua yang berhasil mendapatkan air. Itu pun debitnya kecil. Meski begitu, air tetap dimanfaatkan.

“Kami berharap ada solusi jangka panjang. Seperti menaikkan air dari wilayah bawah ke wilayah atas atau pun melalui pengeboran di wilayah kami yang selalu kami berusaha untuk diadakan geolistrik atau penelitian masalah air,” kata Suprat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif