SOLOPOS.COM - BRT Trans Jateng koridor Solo-Wonogiri berhenti di salah satu halte di Wonogiri, Selasa (5/3/2023). (Solopos/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, WONOGIRI — Minat masyarakat untuk menggunakan layanan Bus Rapid Transit atau BRT Trans Jateng koridor Solo-Wonogiri tetap tinggi sejak diluncurkan pada 8 Agustus 2023. Tingkat keterisian atau load factor bus tersebut mencapai 96%.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri, Waluyo, menjelaskan BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri disambut dengan antusiasme tinggi oleh masyarakat Wonogiri.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Sejak diluncurkan tingkat minat masyarakat sudah tinggi. Ini dibuktikan data Januari [2024] kemarin itu tingkat keterisian unit itu sudah mencapai 96%,” kata dia ketika dihubungi Solopos.com, Selasa (5/3/2024).

Bahkan, menurutnya, ketika memasuki hari libur atau akhir pekan Sabtu dan Minggu tingkat keterisian unit BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri mencapai 100%. Namun, dia tidak bisa memastikan data rata-rata jumlah penumpang per hari. “Itu datanya yang pegang balai [Balai Transportasi Jawa Tengah],” kata dia.

Perlu diketahui, BRT Trans Jateng yang melewati Wonogiri-Sukoharjo-Solo itu merupakan koridor ketujuh dari layanan bus tersebut. Waluyo menjelaskan dari ketujuh koridor yang beroperasi, BRT Solo-Wonogiri merupakan yang tertinggi dalam hal load factor.

“Dari tujuh koridor itu bahkan sudah menempati ranking pertama, jadi tingkat keterisiannya dibanding dengan koridor lain kita tertinggi se-Jawa Tengah,” kata dia.

Enam koridor BRT Trans Jateng lainnya yang sudah beroperasi lebih dulu, antara lain Koridor 1 Bawen (Ungaran)-Tawang (Semarang), Koridor 2 Bulupitu (Purwokerto)-Bukateja (Purbalingga).

Kemudian Koridor 3 Bahurekso (Kendal)-Mangkang (Semarang), Koridor 4 Surakarta-Sragen, Koridor 5 Kutoarjo (Purworejo)-Borobudur (Magelang), dan Koridor 6 Halte Penggaron (Semarang)-Terminal Godong (Grobogan).

Waluyo menjelaskan pada Februari 2024, Dishub Wonogiri memperkirakan tingkat keterisian BRT Trans Jateng bakal semakin bertambah. “Apalagi sekarang unit sudah semakin mapan ya secara operasionalnya. Dalam artian sudah konsisten, jam operasionalnya juga sudah tepat waktu,” kata dia.

Waluyo melanjutkan masyarakat yang menggunakan BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri memiliki berbagai keperluan seperti untuk mobilitas kerja, sekolah, hingga wisata.

“Itu penumpang rutin, dalam artian sudah secara rutin menggunakan BRT baik ke arah Wonogiri-Solo atau Solo-Wonogiri. Kalau dilihat angkanya tadi mencapai 96% itu berarti penumpang memang cenderung ajeg [tetap] ya,” kata dia.

Dia mengatakan tarif yang murah yakni Rp4.000 untuk sekali jalan juga menjadi pertimbangan warga untuk menikmati fasilitas transportasi BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri. “Dengan begitu itu membantu mengurangi volume kendaraan dan bisa memaksimalkan angkutan umum untuk mobilitas,” kata dia.

Dia menjelaskan saat ini operasional layanan BRT dikelola Balai Transportasi Jawa Tengah. Waluyo berharap dengan kehadiran moda transportasi tersebut semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Wonogiri.

“Tentu ini juga bisa mengurangi angka kecelakaan di jalan dengan orang beralih ke kendaraan umum. Lalu otomatis orang-orang dari lintas daerah datang ke Wonogiri sehingga harapannya berdampak pada ekonomi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya