SOLOPOS.COM - Pengumuman agenda Festival dan Grebeg Apam Sewu. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Tradisi Grebeg Apam kembali digelar masyarakat Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Solo, Minggu (18/9/2022). Kegiatan itu bagian dari upaya mengenang perjalanan sejarah Kampung Sewu yang tak lepas dari figur tokoh ulama Ki Ageng Gribig.

Grebeg Apam Sewu sempat ditiadakan selama dua tahun akibat pandemi Covid-19. Kini, tradisi tahunan itu kembali digelar dengan melibatkan komunitas dan elemen masyarakat. Kegiatan itu juga melibatkan Pemerintah Kelurahan Sewu dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Sewu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Lurah Sewu, Iwan Murtanto, mengatakan festival Grebeg Apam Sewu Solo dilaksanakan pada 11-18 September. Event ini diawali dengan bazar usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bertujuan mengangkat beragam potensi lokal di Kelurahan Sewu. Kemudian, ada beragam lomba dan panggung hiburan musik.

“Puncaknya, kirab apam sewu sejauh sekitar dua kilometer pada Minggu siang. Kami mengundang Mas Wali [Gibran Rakabuming Raka]. Namun, belum tahu, apakah beliau bisa hadir langsung atau hanya perwakilan dari Pemerintah Kota Solo,” katanya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Jumat (16/9/2022).

Kirab apam diawali dengan prosesi penyerahan kue apam kepada sesepuh Kampung Sewu. Kemudian, apam dikirab mengelilingi jalan perkampungan diiringi oleh elemen masyarakat yang memakai beragam kostum seperti beskap dan jarit serta punokawan.

Baca Juga: OM Sagita Buka Panggung Hiburan Pasar Malam Sekaten Solo Malam Ini

Kirab berakhir di tempuran yang merupakan pertemuan aliran Sungai Bengawan Solo dan Kali Pepe di Kampung Beton. Pada zaman dahulu, lokasi tersebut merupakan dermaga di pinggir Bengawan Solo.

Iwan mengungkapkan jumlah apam yang dibuat warga dan akan dikirab pada Grebeg Apem Sewu, Solo, tahun ini lebih dari 1.000 apam. Setiap rukun warga (RW) membuat 100 apam.

Esensi Kirab

“Di Kelurahan Sewu, ada sembilan RW. Berarti ada 900 apam. Ini masih ditambah apam yang dibuat pengurus dan anggota LPMK Sewu. Ya mungkin 1.000-1.500  apam. Nantinya, kue apam bakal dibagikan kepada masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga: Hindari Jl Gatot Subroto Jayengan Solo Besok Sabtu, akan Ditutup 14 Jam

Lebih jauh, Iwan menambahkan esensi kirab apam kali ini untuk menjaga dan melestarikan sejarah Kampung Sewu yang erat hubungannya dengan Ki Ageng Gribig. Dia merupakan ulama yang melakukan syiar agama kepada masyarakat di pinggir Bengawan Solo.

Kala itu, Ki Ageng Gribig meminta agar masyarakat membuat 1.000 apam dan membagikan kepada masyarakat sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT. “Sampai saat ini, perjalanan sejarah Ki Ageng Gribig belum pernah dicatat dalam buku. Nah, kami ingin agar sejarah ini jangan sampai hilang dan terlupakan oleh generasi muda.”

Seorang warga Kelurahan Sewu, Budi, mengatakan tradisi Grebeg Apam Sewu di Kelurahan Sewu, Solo, merupakan wujud rasa syukur masyarakat terhadap Allah SWT. Selain itu, agar terhindar dari bencana alam seperti banjir mengingat wilayah Kampung Sewu merupakan daerah langganan banjir luapan air Bengawan Solo.

Baca Juga: Pesta Kuliner 3 Etnis di Jayengan Solo, 500 Porsi Bubur Samin Dibagikan Gratis

Masyarakat antusias menyambut festival dan kirab apam yang digelar selama sepekan. “Kami berharap masyarakat diberi kesehatan, kemakmuran dan berkah dari Allah SWT. Biasanya, warga mulai membikin kue apam beberapa jam sebelum kirab. Mungkin Minggu pagi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya