SOLOPOS.COM - Simulasi pemungutan suara Pemilu 2024 yang digelar KPU Wonogiri di Museum Karst Indonesia, Pracimantoro, Wonogiri, Minggu (24/12/2023). (Istimewa/KPU Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 di Museum Karst Indonesia, Pracimantoro, Wonogiri, Minggu (24/12/2023).

Melalui simulasi itu, KPU Wonogiri berharap bisa meminimalkan kesalahan penyelenggara pada saat pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024, Februari mendatang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ketua KPU Wonogiri, Satya Graha, mengatakan peserta simulasi itu meliputi warga yang terdapat di daftar pemilih tetap (DPT) tempat pemungutan suara (TPS) di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro. Kemudian diukur panitia pemilih kecamatan (PPK) serta panitia pemungutan suara (PPS).

Simulasi dilakukan KPU Wonogiri senyata mungkin seperti ketentuan pemungutan dan penghitungan suara yang berlaku pada Pemilu 2024, mulai dari jadwal pemungutan, perhitungan, hingga sumber daya manusia yang terlibat.

Simulasi pemungutan suara dimulai pukul 07.00 WIB dan selesai pukul 13.00 WIB. Selanjutnya dilakukan penghitungan suara dengan batas maksimal keesokan harinya pukul 12.00 WIB.

Namun, pada simulasi itu, pemungutan dan penghitungan suara hanya sampai sore karena surat suara yang dicoblos yakni untuk pemilihan calon presiden dan calon DPR RI.

Menurut Satya, ada beberapa perbedaan metode penghitungan suara Pemilu 2024 dibandingkan dengan Pemilu sebelumnya. Pada Pemilu 2024 batas waktu penghitungan suara yakni 12 jam setelah pemungutan suara selesai.

Sedangkan pada Pemilu 2019 penghitungan suara harus selesai pada hari yang sama dengan pemungutan suara. Penambahan waktu penghitungan suara itu bertujuan salah satunya untuk meminimalkan petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) terlalu capai sehingga mengurangi fatalitas.

Melihat Potensi Kesalahan

Kebijakan itu diambil mengingat pada pemilu sebelumnya sejumlah KPPS jatuh sakit bahkan meninggal dunia karena terlalu lelah. “Pengalaman KPPS akan memudahkan pada saat pelaksanaan pemungutan suara. Ini yang perlu diperhatikan,” kata Satya saat dihubungi Solopos.com, Senin (25/12/2023).

Dia melanjutkan simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu yang digelar KPU Wonogiri itu sebagai bahan pelajaran dan pengalaman terutama bagi badan adhoc dalam pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara.

Dari simulasi itu dapat dilihat di mana potensi terjadinya kesalahan. KPU Wonogiri bakal membuat pedoman atau petunjuk teknis secara detail yang belum tertulis dalam peraturan ihwal pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024.

Pedoman itu akan diberikan kepada badan adhoc mulai dari PPK hingga KPPS. “Melalui simulasi ini kami juga bisa memberikan rekomendasi atau saran untuk KPU RI melalui provinsi soal potensi kendala di TPS saat jadwal pemungutan hingga penghitungan suara,” ujar dia.

Kepala Sub Bagian Keuangan Umum dan Logistik KPU Wonogiri, Nursahid Agung Wijaya, menambahkan simulasi itu dilaksanakan agar semua badan adhoc siap dan tidak gagap ketika dihadapkan pada pemungutan dan penghitungan suara yang sebenarnya pada 14 Februari 2024.

Hal itu juga untuk mengukur kesiapan sekaligus pemahaman badan adhoc dalam pelaksanaan Pemilu 2024. “Pada intinya untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan sehingga pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara bisa dilakukan dengan lancar sesuai aturan,” kata Sahid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya