Soloraya
Kamis, 30 Juni 2022 - 20:28 WIB

Miris! Lokasi Tengah Kota, SDN Sriwedari Solo Terancam Tak Dapat Murid

Afifa Enggar Wulandari  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - SDN Sriwedari No 197 yang berlokasi di Jl Kebangkitan Nasional, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo. Foto diambil Kamis (30/6/2022) (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — SDN Sriwedari No 197, Laweyan, yang lokasinya bisa dibilang di tengah Kota Solo menjadi salah satu sekolah yang terancam tak dapat murid baru pada proses Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB tahun ajaran 2022/2023.

Pantauan Solopos.com melalui laman ppdb.surakarta.go.id, Kamis (30/6/2022) pukul 17.00 WIB, hanya ada dua calon siswa yang masuk dalam data pendaftar SDN Sriwedari No 197. Dua pendaftar itu pun menempatkan SDN Sriwedari No 197 sebagai pilihan kedua.

Advertisement

Artinya, jika dua pendaftar tersebut diterima di pilihan pertama dan melakukan daftar ulang, maka dapat dipastikan SDN Sriwedari No 197 Solo tak dapat murid satu pun. Kepala SDN Sriwedari No 197, Bambang Suryo Riyadi, mengatakan lokasi sekolah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sedikitnya pendaftar.

Sistem zonasi menjadi faktor kedua. Sistem zonasi memprioritaskan jarak domisili siswa dengan sekolah yang dipilih. Sementara SDN Sriwedari No 197 letaknya jauh dari lingkungan perumahan warga.

Advertisement

Sistem zonasi menjadi faktor kedua. Sistem zonasi memprioritaskan jarak domisili siswa dengan sekolah yang dipilih. Sementara SDN Sriwedari No 197 letaknya jauh dari lingkungan perumahan warga.

“Zonasi itu ya dan selain itu di lingkungan sini perhotelan, kantor, GOR, stadion, kan otomatis seperti tak ada perkampungan. Ada perkampungan pun jauh di sana. Di sini belakang sekolahan hanya kecil kampungnya,” tuturnya saat ditemui Solopos.com di sekolah, Kamis (30/6/2022).

Baca Juga: Hanya 9 Pendaftar di SD Cinderejo 193 Gilingan Solo, Kasek: Bismillah!

Advertisement

“Sebelum ada zonasi ya memang sedikit. Ketambahan ada zonasi kan. Yang banyak dari kelas III ke atas. Kelas VI ada 19 siswa,” tuturnya. Meskipun di utara Jl Slamet Riyadi masih masuk wilayah administratif Kelurahan Sriwedari, menurut Bambang, warga wilayah tersebut lebih memilih sekolah di utara Jl Slamet Riyadi.

Akses Transportasi

Menurutnya, orang tua juga akan mempertimbangkan akses transportasi anak dari rumah ke sekolah, misalnya menghindari jalan raya. “Walau pun di utara rel itu Kelurahan Sriwedari, tapi orang tua mau menyekolahkan ke sini ya hitung-hitung. Jauh dan harus nyeberang jalan, otomatis dekat dengan Kestalan atau Tumenggungan,” tuturnya.

Baca Juga: PPDB Solo: 20 SD Negeri Kekurangan Murid, Ini Solusi Dari Disdik Solo

Advertisement

Ia mengaku telah mendengar rencana regrouping SDN Sriwedari No 197 dengan sekolah terdekat. Namun belum ada kepastian kapan regrouping akan direalisasikan. Sementara dalam empat tahun terakhir, jumlah siswa di sekolahnya selalu di bawah 10 orang.

Sedikitnya siswa SDN Sriwedari No 197 Solo juga memengaruhi orang tua dalam menentukan pilihan sekolah hingga tahun ini terancam tak dapat murid baru. Apalagi jika ternyata rencana regrouping sudah sampai di telinga mereka.

“Memang rencana dari dinas akan regrouping. Tapi ya belum tahu realisasinya kapan. Yang pasti kalau ada rencana rencana regrouping ya masyarakat memilih untuk tidak sekalian daftar. Meski belum disampaikan resmi, tapi masyarakat mungkin sudah tahu,” tuturnya.

Advertisement

Baca Juga: Puluhan SD Negeri di Solo Kekurangan Siswa, Ada yang Dapat 2 Pendaftar

Bila regrouping dilakukan, satuan pendidikan SD terdekat dari SDN Sriwedari No 197 adalah SDN Panularan di Jl Raja Manggala No 7, Panularan, Laweyan, yang berjarak 900 meter. Bambang mengatakan Dinas Pendidikan Solo sempat membicarakan rencana tersebut dengannya.

Bahkan mereka juga diketahui sudah melihat kondisi SDN Sriwedari No 197 dan SDN Panularan. “Yang paling dekat ya ke Panularan ya. Dinas juga sudah melihat kondisi sana,” imbuhnya.

Nasib sama juga dialami SDN Cinderejo 193 Kelurahan Gilingan dan SDN Tumenggungan di Kelurahan Timuran. Mereka juga hanya mendapatkan pendaftar kurang dari 10 orang. Jumlah tersebut juga tidak semuanya menempatkan sekolah tersebut pada pilihan pertamanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif