SOLOPOS.COM - Sejumlah guru mengikuti acara berdoa bersama di Rumdin bupati Karanganyar, Sabtu (30/11/2013). Acara tersebut disoal sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Karanganyar karena diduga memobilisasi PNS setempat yang justru merugikan rakyat Karanganyar. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR – Bupati Rina Iriani telah ditetapkan sebagai tersangka kasus GLA Karanganyar. Belakangan kegiatan doa bersama untuk Bupati Rina diadakan beberapa kali. Kadisdikpora Karanganyar, Sri Suranto, mengatakan aksi doa bersama yang ditujukan Rina Iriani merupakan keinginan ratusan guru di Karanganyar.

Guru yang mengikuti doa bersama, yakni kepala sekolah dan penilik sekolah. Hal itu juga dilakukan di akhir pekan, sehingga tak mengganggu aktivitas sekolah.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Tidak, tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Di sini juga tidak ada mobilisasi PNS. Di sini, kami hanya mendoakan Bu Rina agar tetap tabah dalam menghadapi cobaan,” katanya, Sabtu (30/11/2013).

Di kesempatan itu, Sri Suranto, menegaskan Rina Iriani masih menjadi anggota PGRI. Rina yang pernah mengajar di SDN 2 Gaum, Tasikmadu telah menjalankan peran sebagai bupati secara optimal dalam waktu 10 tahun terakhir.

Hal itu dibuktikan dengan mulai membaiknya sarana dan prasana lokasi pendidikan di Karanganyar. Di samping itu, juga penataan kepala sekolah secara objektif dengan menggunakan pihak ketiga.

“Saat ini, tidak ada atap ruang sekolah di Karanganyar yang terbuat dari seng. Ini menandakan kinerja Bu Rina sangat baik. Ke depan, Bu Rina juga menginginkan kembali mengajar di SDN 2 Gaum. Ke depan, kami akan memenuhi hal itu,” ujarnya.

Bupati Karanganyar, Rina Iriani mengatakan sudah berusaha maksimal memajukan Bumi Intanpari selama 10 tahun terakhir. Selama waktu itu, dirinya memprioritaskan pengembangan di bidang pendidikan, kesehatan dan keamanan.

“Saat ini, Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat tajam dari Rp18 miliar per tahun menjadi Rp121 miliar per tahun. Swadaya pemerintah juga sangat baik. Soal pengharagaan yang diterima Karanganyar, saya rasa sudah tidak ada tempat untuk menaruh piala penghargaan itu. Ini semua hasil rakyat Karanganyar,” kata Rina Iriani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya