Sebanyak 4.000-an UMKM di Karanganyar diketahui mati suri karena kekurangan modal.
Solopos.com, KARANGANYAR — Sebanyak 4.000-an usaha mikro di Karanganyar dinilai mati suri dalam satu tahun terakhir. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar mengklaim sedang menyiapkan formula khusus guna mengaktifkan kembali usaha mikro itu.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Berdasarkan data di Dinas Perdagangan Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Karanganyar, jumlah usaha mikro di Bumi Intanpari mencapai 43.000. Pemkab Karanganyar sengaja fokus membantu eksistensi usaha mikro di Karanganyar di era modern.
“Jumlah usaha mikro di Karanganyar ini selalu mengalami pasang surut. Saat ini, 10 persen dari jumlah yang saya sebutkan tadi [43.000 usaha mikro] mengalami mati suri. Lantaran kesulitan modal, mereka harus merantau ke luar daerah. Begitu memperoleh modal, mereka akan kembali berusaha, seperti menjual bakwan atau yang lainnya,” kata Kepala Bidang (Kabid) Koperasi dan UMKM Dinas Perdagangan Tenaga Kerja Koperasi dan UMKM Karanganyar, Adolfus Joce Bau, Minggu (1/10/2017).
Joce mengatakan saat ini Pemkab Karanganyar sedang fokus merampungkan penyusunan rancangan peraturan daerah (raperda) usaha mikro bersama DPRD Karanganyar. Melalui raperda tersebut, diharapkan jumlah usaha mikro di Bumi Intanpari dapat ter-update minimal setiap tahun.
Berbagai keuntungan yang akan diperoleh ketika jumlah usaha mikro dapat terdata dengan rapi, yakni pemkab dapat mengusahakan pemberian bantuan.
“Persoalan yang sering dihadapi di usaha mikro itu ada dua, yakni permodalan dan pemasaran. Selama ini, data usaha mikro belum terdata secara rapi di setiap tahunnya. Dengan adanya raperda itu, semoga semuanya dapat tertata dengan baik. Sehingga, masyarakat yang menekuni usaha mikro dapat memperoleh dukungan penuh di bidang permodalan,” katanya.