SOLOPOS.COM - Pemilik persewaan kostum dan rias Jayadi Sragen, Agustin Darmastuti (tengah) merias wajah kliennya di Studio Foto di wilayah Mageru, Sragen Tengah, Sragen, Sabtu (27/5/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Kemeriahan Hari Jadi ke-277 Kabupaten Sragen mendatangkan rezeki bagi para juru rias dan tempat persewaan kostum. Pasalnya, ribuan aparatur sipil negara (ASN) di Sragen wajib mengenakan pakaian adat untuk mengikuti upacara dan kirab Hari Jadi.

Bagi ASN yang tidak memiliki pakaian adat tersebut maka larinya ke tempat persewaan. Salah satu persewaan kostum adat di Sragen bisa mendapatkan cuan sampai belasan juta rupiah hanya dalam sehari.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Berkah Hari Jadi ini yang dirasakan salah satunya oleh Rias Jayadi yang terletak di Kampung Kuwungsari RT 006/RW 020, Kelurahan Sragen Kulon, Sragen. Pemilik Rias Jayadi, Agustin Darmastuti, 53, mengaku senang karena banyak pesanan kostum dalam momentum Hari Jadi ke-277 Kabupaten Sragen.

Koleksi persewaan bayu adatnya laris manis. Lebih dari 200 kostum koleksinya disewa. Di antaranya disewa oleh keluarga Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

“Nilai sewanya tidak mahal, berkisar Rp75.000-Rp150.000 per kostum. Kami tidak hanya menyediakan baju adat tetapi juga ada baju tari, baju mayoret. Saat event-event Hari Jadi begini daripada sewa ke Solo, orang Sragen banyak yang sewa ke saya,” jelas Agustin saat berbincang dengan Espos di Studio Foto Pochi Mochi Mageru, Sragen, Sabtu (27/5/2023),

Dalam momentum Hari Jadi ke-277 Sragen dengan upacara dan kirab dengan pakai adat Agustin bisa meraup pendapatan sampai belasan juta rupiah dalam sehari. “Ini sebagai pengganti masa pandemi Covid-19. Waktu itu selama dua tahun benar-benar tidak ada kegiatan sama sekali,” katanya.

Banyak Event

Selain dari Sragen, ada juga warga dari Mantingan, Kabupaten Ngawi, yang sewa pakaian ke tempatnya. Biasanya Agustin mendapatkan banyak pesanan sewa baju adat dari pelajar TK, SD, SMP, hingga SMA pada momentum-momentum tertentu, seperti Hari Kartini, Hari Sumpah Pemuda, atau saat momentum perpisahan sekolah.

“Kebetulan untuk momentum Hari Jadi ini kebanyakan yang sewa baju adat dari kalangan dewasa,” katanya.

Agustin menggeluti usaha persewaan kostum dan rias mewarisi usaha dari sang ibu. Sebagai perias, tidak setiap hari ia dapat orderan. Ia pun lantas mengambil peluang untuk membuka persewaan kostum karena banyak event kesenian di Sragen.

“Segmennya tidak hanya sekolah, ada juga bank yang pesan dengan tema tertentu, misalnya tema baju adat Kalimantan atau baju adat Papua. Tetapi yang banyak dari sekolah, seperti perpisahan SD pakai baju adat. Bahkan Pondok Gontor ketika menggelar pentas seni, sewa kostumnya ke saya. Biasanya mereka tinggal pesan tema dan ukuran kemudian dikirim. Kalau pesan bisa sampai 30 kostum,” ujarnya.

Koleksi baju adat, baju tari, baju mayoret, dan lain miliknya tidak bisa dihitung saking banyaknya. Pakaian adat yang ia sewakan tidak didatangkan dari daerah asal dan biaya sewa nya pun  relatif terjangkau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya