SOLOPOS.COM - Ilustrasi cacar monyet. (Freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukoharjo menyatakan hingga Selasa (31/10/2023) infeksi virus Mpox atau monkeypox yang dikenal  juga sebagai cacar monyet masih nihil di Kabupaten Sukoharjo. Kendati demikian, Dinkes tetap akan menggelar sosialisasi pencegahan cacar monyet tersebut dalam waktu dekat.

“Untuk kasus cacar monyet sampai dengan hari ini di Sukoharjo belum ada laporan dari fasilitas kesehatan. Sebagai antisipasi karena kami bukan daerah locus dan belum ada kasus cacar monyet, akan diadakan sosialisasi terkait Mpox oleh Tim Kerja Subdit Surveilans dan Kekarantinaan,” papar Kepala Dinas Kesehatan Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, kepada Solopos.com, Selasa.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ia juga meminta seluruh fasilitas kesehatan (faskes) di Kabupaten Sukoharjo untuk melakukan kewaspadaan dini. Permintaan tersebut menurutnya akan dituangkan dalam surat edaran yang dibagikan pada masing-masing faskes.

Seperti diketahui, penyakit yang mirip dengan cacar air ini disebabkan oleh virus yang ditularkan dari hewan ke manusia. Virus tersebut dapat menimbulkan gejala ringan hingga berat. Tidak hanya dari hewan ke manusia, tetapi penyakit ini juga bisa menular melalui kontak erat manusia atau benda yang terkontaminasi dengan virus cacar monyet.

Penularannya bisa terjadi melalui darah, air liur, cairan tubuh, serta ingus dari saluran pernafasan. Bahkan penyebaran monkeypox cukup cepat yang disebabkan oleh berbagai faktor.

Kondisi dapat diperparah jika penderita merupakan anak-anak, wanita hamil, atau orang dengan gangguan kekebalan tubuh maupun kondisi kesehatan lainnya. Tuti mebeberkan cacar monyet memiliki masa inkubasi selama 6-16 hari, tetapi terkadang bisa mencapai 5-21 hari.

“Gejala yang timbul berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati [pembesaran kelenjar getah bening], nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas,” beber Tuti.

Tak hanya itu, ruam pada kulit akan muncul dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), melepuh berisi cairan bening, kemudian melepuh berisi nanah, hingga mengeras. Biasanya diperlukan waktu hingga tiga pekan sampai ruam tersebut menghilang.

Tuti meminta masyarkat tidak perlu panik dan selalu menjaga kebersihan diri, salah satunya mencuci tangan dengan sabun. Selain itu ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus cacar monyet. Di antaranya menghindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus, termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi.

Kedua, menghindari kontak dengan bahan apa pun yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit. Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi. Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi. Serta memasak daging dengan benar dan matang.

“Jika mendapati gejala dan tanda tersebut diharapkan untuk segera melapor ke fasilitas pelayanan kesehatan agar dapat segera tertangani,” pesan Tuti.

Sementara itu berdasarkan laman Indonesia.go.id penyakit tersebut saat ini menjadi perhatian nasional. Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan, kasus cacar monyet di Ibu Kota terdeteksi setidaknya di enam wilayah, yaitu Jatinegara, Mampang, Kebayoran Lama, Setiabudi, Grogol dan Kembangan. Kasus ini pun diprediksi sudah menyebar ke daerah lain, termasuk Tangerang, Banten.

Seluruh pasien terkonfirmasi adalah laki-laki usia produktif. Salah satu pasien positif merupakan hasil dari kontak erat seksual dengan pasien positif lainnya. Dalam laman tersebut juga menyatakan Kemenkes telah menyiapkan 1.000 dosis dengan dua dosis vaksin per orang secara bertahap. Vaksin diberikan 1 orang 2 dosis, selang 4 pekan.

Dari data yang ada, saat ini sebanyak 157 orang dari target 495 orang kelompok berisiko, telah disuntikkan vaksinasi cacar monyet. Pelaksanaan vaksinasi dilakukan puskesmas kecamatan setiap hari dengan pemantauan gejala kepada kontak erat kasus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya