Soloraya
Rabu, 9 November 2022 - 13:39 WIB

Monumen MBKD, Bukti Klaten Pernah Jadi Basis Perjuangan Lawan Penjajah Belanda

Yulia Mariska  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Monumen Markas Besar Komando Djawa (MBKD), di Desa Kepurun, Manisrenggo merupakan tugu peringatan keberhasilan menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Di belakang monumen itu, terdapat bekas bangunan rumah yang menjadi tempat menyusun strategi para pejuang. Foto diambil belum lama ini. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Banyaknya bangunan monumen maupun tugu bertujuan mengenang para pahlawan yang telah gugur dalam mempertahankan Negara Indonesia. Di Klaten, terdapat sebuah monumen bernama Monumen Markas Besar Komando Djawa (MBKD).

Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (9/11/2022), Monumen MBKD berlokasi di Dukuh Pecokan RT 007/RW 011, Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Monumen ini dibangun 13 Desember 1948 dan diresmikan Adam Malik selaku Wakil Presiden Republik Indonesia pada masa itu, tanggal 19 Desember 1982.

Advertisement

Monumen MBKD dibangun atas prakarsa yayasan guna memperingati keberhasilan rakyat dalam menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. MBKD merupakan penanda tempat yang pernah menjadi markas Jenderal Besar TNI Abdul Haris (A.H) Nasution, salah satu pahlawan nasional saat masa Agresi Militer Belanda II tahun 1948.

Monumen MBKD meninggalkan pesan bahwa Klaten menjadi salah satu basis perjuangan melawan para penjajah saat era kolonial Belanda. Di belakang Monumen MBKD ada sebuah prasasti yang berisikan perintah kilat dengan tulisan seperti berikut:

Advertisement

Monumen MBKD meninggalkan pesan bahwa Klaten menjadi salah satu basis perjuangan melawan para penjajah saat era kolonial Belanda. Di belakang Monumen MBKD ada sebuah prasasti yang berisikan perintah kilat dengan tulisan seperti berikut:

1. Kita telah di serang.

Baca Juga: Setelah Bangun Bumi Perkemahan, Jenang Jadi Ikon Baru di Desa Kalikotes Klaten

Advertisement

3. Pemerintah Belanda telah membatalkan persetujuan gencatan senjata.

4. Semua angkatan perang menjalankan rencana yang sudah di tetapkan guna menghadapi serangan Belanda, di keluarkan di tempat pada tanggal 19 Desember 1948 pukul 08.00 WIB, Panglima Besar Angkatan perang Letnan Djenderal Soedirman.

5. Tanggal 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Advertisement

6. Tanggal 19 Desember 1948 Perang Rakyat Semesta Berencana dengan penuh kesadaran nasional mulai digerakkan di seluruh Indonesia guna mengusir kolonialis Belanda yang mau menjajah kembali Indonesia dan menduduki Ibu Kota Republik Indonesia Yogyakarta.

Baca Juga: Kisah Penemuan Harta Karun Emas Kuno Wonoboyo di Dekat Tol Solo-Jogja

7. Tanggal 1 Maret 1949 serangan umum di lancarkan kepada kolonialisme Belanda di Ibu Kota Republik Indonesia Yogyakarta saat siang hari dan Tentara Nasional Indonesia menguasai Ibu Kota Republik Indonesia selama 6 jam.

Advertisement

8. Tanggal 29 Juni 1949 Perang Rakyat Semesta memaksa kolonialis Belanda meninggalkan Indonesia secara berangsur-angsur yang di mulai dari Ibu Kota Republik Indonesia Yogyakarta.

9. Tanggal 1 Mei 1963 Irian Barat kembali ke pangkuan RI serta Republik Indonesia bersih dari kolonialis Belanda.

10. Berhasilah Perang Rakyat Semesta dalam meneggakkan kedaulatan serta kemerdekaan Republik Indonesia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif