Soloraya
Senin, 7 Mei 2012 - 07:35 WIB

MOTIF BATIK: Dari Kayu Glugu Jadi Motif Batik...

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - BATIK GLUGU--Seorang pengunjung tengah melihat batik Glugu milik Muhammad Amin di Ngenden, Kecamatan Ampel akhir pekan lalu. Batik Glugu asli Boyolali ini menjadi langganan para pejabat di sejumlah daerah. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/SOLOPOS)

BATIK GLUGU--Seorang pengunjung tengah melihat batik Glugu milik Muhammad Amin di Ngenden, Kecamatan Ampel akhir pekan lalu. Batik Glugu asli Boyolali ini menjadi langganan para pejabat di sejumlah daerah. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/SOLOPOS)

Awalnya Muhammad Amin mempunyai usaha mebel kayu jenis Glugu sebelum akhirnya beralih ke usaha batik Glugu di tempat tinggalnya. Tepatnya di Dukuh Godeg, Desa Ngenden, Kecamatan Ampel, Boyolali inilah batik khas Boyolali dibuat. Usaha mebel dari kayu Glugu kini berubah menjadi industri batik.

Advertisement

“Pada mulanya memang usaha mebel ataupun kerajinan dari kayu Glugu. Lambat laun memperhatikan tekstur kayu Glugu itu unik dan menarik. Oleh karena itu, saya tuangkan tekstur Glugu dari kayu ke kain,” ujar sang pemilik, Muhammad Amin saat ditemui wartawan di kediamannya akhir pekan kemarin.

Menurutnya, Glugu mempunyai serat yang unik. Setiap kayu yang dibelah memiliki motif yang berbeda-beda. Begitu halnya dengan Glugu aslinya yang terdiri dari dua jenis yaitu kelapa merah dan hijau. Jika serat pada kelapa hijau lebih sedikit dibandingkan dengan kelapa merah. Serat yang ada pada kayu itu kemudian dipotret dan dibuatkan cap untuk membatik.

Amin menambahkan tidak mudah membuat batik dengan motif Glugu ini. Ia butuh waktu cukup lama untuk menemukan motif serta membuat batik yang pas.

Advertisement

“Usaha kami ini ada beberapa jenis batik yaitu batik cap dan tulis. Kini setiap harinya saya bisa memproduksi setidaknya enam kodi batik. Batik itu juga terdiri dari berbagai kain mulai dari sutera hingga primis,” tambahnya.

Alhasil, dari batik Glugu khas ini dalam sebulan Amin bisa meraup keuntungan hingga Rp75juta. Batik Glugu yang telah mendapatkan hak paten ini dijual dengan harga beragam per potongnya. Mulai dari harga Rp70.000 hingga Rp400.000 tergantung kain serta motifnya.

Usaha batik yang dimulai sejak dua tahun lalu kini berkembang pesat. Setidaknya sudah ada sekitar 3.800 motif batik Glugu yang diciptakan. Terlebih lagi, aneka motif tersebut sudah mempunyai hak paten atau hak cipta. Sehingga motif batik Glugu telah menjadi miliknya. Batik Glugu memang tidak dijual di pasaran untuk menjaga keasliannya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif