SOLOPOS.COM - Motif Batik (ilustrasi/Espos/Ery Maryana/dok)

Motif Batik (ilustrasi/Espos/Ery Maryana/dok)

SRAGEN–Sejarawan UNS, Soedarmono, mengatakan motif batik khas Sragen tidak perlu terkotak-kotak pada ciri khas Sragen. Hal paling penting adalah nilai klasik dan filosofi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Hal itu disampaikan Soedarmono saat menjadi salah satu juri Lomba Desain Motif Batik Khas Sragen di rumah dinas Bupati Sragen, Jumat (25/5/2012). Dia menegaskan motif batik jangan sampai terkotak-kotak karena imbas otonomi daerah.

“Desain motif batik itu sebaiknya universal. Jangan karena otonomi daerah lantas menjadi terkotak-kotak. Daerah sekitar Sragen itu pasti mempengaruhi. Hal paling penting adalah nilai motif yang mendekati klasik dan filosofi. Itu menurut saya,” kata Soedarmono saat ditemui Solopos.com, Jumat.

Lebih lanjut saat ditanya perihal tren batik khas Sragen ke depan, dia mengatakan warna soga genes akan menjadi tren di Sragen ke depan. Sayangnya, Soedarmono enggan menjawab dengan pasti perihal hasil karya 20 peserta lomba. “Pastinya ada yang bisa mewakili motif batik khas Sragen.Tetapi nanti dilihat saja hasilnya.”

Ketua Panitia lomba, Darmawan, mengungkapkan seleksi lomba putaran kedua melibatkan 20 peserta dari total 101 peserta dengan 177 karya yang masuk ke panitia sejak April hingga awal Mei. Sebanyak 20 peserta itu diminta menuangkan desain motif ke atas kain selama dua pekan. Selanjutnya, tutur Darmawan, akan dipilih lima pemenang.

“Kami belum memikirkan nilai jual atau lain-lain. Kami fokus menemukan motif batik khas Sragen. Setelah itu akan kami patenkan. Soal nilai ekonomi dan lain-lain itu nanti saja,” ungkapnya.

Hasil pantauan Solopos.com, hampir sebagian besar peserta kesulitan menjawab pertanyaan juri perihal proses pembuatan dan pewarnaan kain jarit. Seperti dialami salah satu peserta lomba yang mengusung tema Bumi Kencono Asri, Hartono. Guru SMA N 1 Karanganyar itu tak mampu menjawab saat ditanya soal pewarnaan kain jarit miliknya.

“Saya kurang tahu bagaimana pewarnaan kain ini. Saya mengalami keterbatasan waktu karena harus mengajar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya