SOLOPOS.COM - Kesbangpol Boyolali menggelar mediasi antara warga dan MTA terkait pembangunan gedung dan aktivitas MTA di Dukuh Bentangan, Desa Doplang, Teras, Boyolali, Senin (21/12/2015) lalu. (Muhamad Ismail/JIBI/Solopos)

MTA di Boyolali dengan warga Doplang komitmen menjaga kerukunan.

Solopos.com, BOYOLALI — Pengurus pusat Majelis Tafsir Alquran (MTA) berkomitmen untuk menjaga kerukunan beragama dengan warga Dukuh Bentangan, Desa Doplang, Kecamatan Teras.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Untuk menghindari gesekan sosial yang lebih besar, MTA siap memindahkan lokasi pengajian dari Dukuh Bentangan ke desa lain sampai kondisi benar-benar aman dan terkendali.

Sekretaris Umum MTA Pusat, Yoyok Mugiyanto, mengatakan pengajian MTA sudah disepakati untuk dipindah ke desa lain. Hal itu sesuai dengan amanat hasil mediasi yang digelar jajaran Muspika, Muspida, Polres, dengan MTA, Kamis (28/7/2016) di Boyolali. “Kami bisa menerima hasil mediasi itu. Ini demi kebaikan bersama,” ujar Yoyok kepada Solopos.com, Sabtu (30/7/2016).

Terkait adanya mobilisasi Satgas MTA ke Dukuh Bentangan, Desa Doplang, Yoyok tak menampiknya. Namun, tegasnya, pengerahan Satgas MTA itu bukan dalam rangka unjuk kekuatan, melainkan demi menjaga aset MTA.

Yoyok menegaskan, Pimpinan MTA tak pernah menginstruksikan anggotanya untuk berbuat anarkistis. Jemaah MTA, sambungnya, diajarkan untuk selalu mengalah dan tak memulai permusuhan. “Selama ini anjuran kami ialah lebih baik mengalah. Jangan mendahului [permusuhan],” terangnya.

Tokoh masyarakat Bentangan, Doplang, Winarto, mengapresiasi sikap jemaah MTA yang memindahkan lokasi pengajiannya dari Dukuh Bentangan ke dukuh lainnya demi menjaga kondusivitas lingkungan.

Sebab, kata dia, masalah tersebut sudah terjadi sejak setahun terakhir dan belum ada penyelesaiannya. “Kami harapkan MTA bisa menjaga komitmen untuk menjaga kerukunan dan keamanan desa kami,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Winarto, pengajian MTA sudah digeser ke Desa Randusari, Kecamatan Teras, sekitar tujuh kilometer dari lokasi semula. Di Desa Randusari, kata dia, MTA bisa diterima warga secara terbuka tanpa penolakan seperti di Dukuh Bentangan.

“Saat ini, kondisi desa kami berangsur normal. Tak ada pasukan yang banyak seperti sebelumnya. Namun, warga tetap diminta waspada dan tak mudah terprovokasi isu,” tambah pria yang juga Ketua RT 002/ RW 002 Desa Doplang itu.

Imam Widodo, Koordinator Solidaritas Pagar Nusa Solo Raya, menyatakan sikap resmi melalui fanspage Facebook Pagar Nusa Klaten bahwa tidak benar ada rencana pengerahan pasukan 15.000 pesilat Pagar Nusa di Dusun Bentangan, Desa Doplang. Kabar itu, kata Imam, adalah isu untuk mengadu domba umat agama dan menghancurkan nama besar Nahdhatul Ulama (NU).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya