SOLOPOS.COM - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (Antaranews.com)

Solopos.com, SOLO — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Muhadjir Effendy, mendorong BNPB dan BPBD lebih lincah membangun sistem edukasi kebencanaan.

Bahkan, pemerintah mendorong sistem edukasi kebencanaan masuk ke kurikulum pendidikan. Muhadjir menyampaikan itu saat memberikan sambutan pada acara penutupan Rakornas Penanggulangan Bencana 2022.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Baca Juga : ULD PB akan Dibentuk di Tingkat Kecamatan di Klaten, Apa Itu ULD PB?

Muhadjir menekankan beberapa hal yang menjadi arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satunya, mengenai perlunya membangun sistem edukasi kebencanaan yang berkelanjutan. Khususnya, di daerah rawan bencana. Menurutnya, edukasi yang telah dilakukan selama ini belum berjalan optimal.

“Saya mohon [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] BPBD harus lincah untuk melakukan pendekatan dengan pemangku kepentingan terutama di sektor pendidikan,” kata Muhadjir dalam acara yang disiarkan melalui kanal YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, Kamis (24/2/2022).

Baca Juga : Hadiri Rakornas BNPB, Menko Airlangga Singgung Asuransi Bencana

Dia berharap sistem edukasi kebencanaan menjadi bagian dari kurikulum sekolah. Namun, dia menegaskan materi kebencanaan tidak harus menjadi mata pelajaran tersendiri. “Kurikulum itu seluruh aktivitas dengan sadar yang menjadi tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan dalam rangka mendewasakan peserta didik. Itu namanya kurikulum. Baik dalam bentuk pelajaran maupun di luar pelajaran,” ujar dia.

Mengenai kurikulum sistem edukasi kebencanaan, Muhadjir juga mengarahkan agar disesuaikan dengan karakteristik kerawanan bencana di masing-masing daerah. Untuk itu perlu pemetaan karakteristik kerawanan bencana di masing-masing tempat.

Baca Juga : Gandeng UMS, BPBD Klaten Kembangkan Aplikasi Bencana untuk Difabel

“Jadi kurikulum itu tidak generik tapi partikularistik. Kalau satu daerah langganan bencana gunung berapi, ya sudah mereka diberi pemahaman dan keterampilan yang berkaitan dengan masalah bencana erupsi gunung api. Kalau langganan banjir ya diberi pemahaman yang sesuai karakteristik wilayahnya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya