SOLOPOS.COM - Warga Nampan RT 005/RW 001, Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, dievakuasi dari rumahnya, Kamis (16/2/2023), setelah banjir merendam kawasan tersebut. (Istimewa/BPBD Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kondisi tinggi muka air (TMA) Bengawan Solo naik tinggi akibat hujan yang tak kunjung mereda sejak Kamis (16/2/2023) siang. Hingga pukul 20.00 WIB luapan tersebut mengakibatkan Bengawan Solo berstatus siaga merah, sebab ketinggian TMA mencapai 9,26 meter. Ribuan warga di Kecamatan Grogol, Sukoharjo kini mulai mengungsi.

Camat Grogol, Herdis Kurnia Wijaya, mengatakan banjir di wilayahnya mulai terjadi sejak pukul 16.00 WIB. Ketinggian banjir bervariasi mulai dari 30 cm hingga mencapai 1 meter karena Sungai Kaliwingko meluap.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Di Nampan RT 005/RW 001, Desa Medegondo banjir, yang di dalam gang sudah mencapai 1 meteran,” kata Herdis.

Menurutnya, kondisi tersebut mengakibatkan warga Desa Kadokan mendirikan dua dapur umum guna mengakomodasi sekitar 300 jiwa dari 100 KK dari Desa Madegondo yang mengungsi. Kemudian, di Dukuh Nampan dan Kaliwingko, Desa Madegondo, sejumlah 380 jiwa turut mengungsi. Sedangkan di Tanjunganom,  Ngasinan, Kwarasan sebanyak 800 jiwa turut terdampak.

Di Desa Telukan dua dapur umum telah didirikan karena Dukuh Menggungan, Dukuh Pangkalan, Dukuh Tengklik dan Dukuh Nglawu mulai banjir dengan ketinggian bervariasi. Sementara di bantaran Sungai Desa Cemani air kini mulai memasuki rumah.

Wilayah lain di Kecamatan Grogol yang langganan banjir dalah Dukuh Plalan dan Dukuh Nusupan, Desa Kadokan. Banjir terjadi karena air Kali Gejikan tidak bisa masuk Bengawan Solo yang debit airnya lebih tinggi.

“Plalah dan Nusupan di Desa Kadokan juga. Nanti biasanya dievakuasi di masjid dan tanggul,” katanya.

Sementara itu, Wakil Komandan (Wadan) SAR Sukoharjo, Mukhlis, menyebut ketinggian air di daerah Medegondo, Grogol mencapai 1-1,5 meter. Sementara pengurangan risiko bencana menurutnya belum sempurna.

Dia meminta warga Desa Madegondo melakukan evakuasi warga berkebutuhan khsusus , anak-anak dan orang tua terlebih dahulu aga tidak terjebak banjir. Saat ini pihaknya masih memfokuskan penanganan banjir di desa tersebut.

SAR sudah memberikan sosialisasi kepada warga terkait kewaspadaan bencana. Pada posisi early warning system hijau masyarakat diminta mengemas barang. Sehingga ketika kondisi masuk kuning warga telah bersiap melakukan evakuasi dini seperti mengungsi. Ketika status sungai telah merah sudah tidak ada kegiatan evakuasi.

“Kami masih mewaspadai di beberapa lokasi terkait kenaikan Bengawan Solo yang sudah sangat signifikan. Saat ini yang kami khawatirkan kalau terjadi luapan di anak-anak Bengawan Solo,” kata Muchlis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya