Soloraya
Senin, 14 Juni 2021 - 19:15 WIB

Mulai 1 Juli, Karanganyar Kembali Terapkan Hajatan Banyumili

Redaksi Solopos  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono. (Solopos.com/Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Penyelenggaraan hajatan di Kabupaten Karanganyar kembali menerapkan konsep banyumili. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar akan mulai menerapkan kebijakan itu per 1 Juli.

Konsep hajatan banyumili yang dimaksud adalah penyelenggara hajatan tidak menyiapkan kursi untuk tamu undangan. Artinya, mereka tidak menjamu tamu di lokasi hajatan. Seluruh menu sudah dikemas dalam dus atau kemasan lain sehingga langsung bisa dibawa pulang oleh tamu undangan.

Advertisement

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menyampaikan itu saat berbincang dengan wartawan di salah satu ruangan di kompleks Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Senin (14/6/2021).

Baca Juga: Nasib Digantung Seusai Libur Lebaran, Puluhan Buruh Geruduk PT GSP Sragen

Advertisement

Baca Juga: Nasib Digantung Seusai Libur Lebaran, Puluhan Buruh Geruduk PT GSP Sragen

“Kami sudah putuskan melalui [rapat koordinasi] rakor Satgas Covid-19, Kamis [10/6/2021]. Kami tetapkan per 1 Juli, hajatan itu kembali menerapkan konsep banyumili. Semuanya,” kata Bupati.

Rakor tersebut dihadiri Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto, Dandim 0727/Karanganyar, Letkol (Inf) Ikhsan Agung Widyo Wibowo, Kapolres Karanganyar, AKBP Muchammad Syafi Maulla, Kajari Karanganyar, Mulyadi Sajaen, Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar, Bagus Selo, dan anggota Satgas Penanganan Covid-19.

Advertisement

Pada Kamis (10/6/2021) terjadi penambahan 108 kasus, Jumat (11/6/2021) tambah 121 kasus, dan Sabtu (12/6/2021) ada tambahan 117 kasus. “Setalah kami evaluasi, amati lonjakannya signifikan. Kami tindak lanjuti dengan pengetatan, penguatan kelembagaan tindakan [pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat] PPKM mikro, termasuk disiplin [protokol kesehatan] prokes. Kami juga menyemprotkan disinfektan secara masif, tidak kenal libur. Hla [persebaran] Covid -19 juga tidak kenal libur,” ungkap dia.

Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Karanganyar itu mempersilakan perangkat daerah menyosialisasikan kebijakan tersebut kepada masyarakat. Ditanya alasan dirinya kembali menerapkan konsep hajatan banyumili, politikus Partai Golkar itu mengungkapkan tidak ingin mengambil risiko lebih banyak.

“Karena konsep [hajatan] piring terbang itu terlalu banyak yang diabaikan. Saya berkali-kali lihat saat datang ke hajatan. Tempat duduk sudah ditata berjarak, jumlah tamu dibatasi, tempat cuci tangan, handsanitizer, thermogun sudah ada, tertib pakai masker. Tetapi saya deg-degan, khawatir saat piring terbang ada snack, makanan, sop. Itu pasti membuka masker,” jelas dia.

Advertisement

Yuli, sapaan akrabnya, menyebut potensi persebaran Covid-19 bisa muncul saat masyarakat membuka masker dan menyantap bersama-sama makanan. Dia mengaku sering menyampaikan kekhawatirannya itu saat menghadiri hajatan.

Baca Juga: Keren! Ini Produk Perusahaan Serat Terbaik Hindia Belanda di Wonogiri

“Saya umumkan di hajatan yang saya datangi. Sambil ceramah, ular-ular manten, saya ingatkan. Salah satunya agar hajatan cepat [selesai]. ‘Saat makan [masker dibuka], [selesai] masker dipakai lagi dan tidak boleh ngobrol.’ Demi kesehatan, saya minta tertib dan jangan sampai longgar. Oleh karena itu konsep banyumili [ini tepat],” tutur dia.

Advertisement

Pada akhir obrolan, Yuli menceritakan pertimbangan lain Pemkab Karanganyar kembali menerapkan konsep hajatan banyumili. “Ada klaster hajatan. Kemudian itu menular ke keluarga masing-masing. Yang hajatan ini kan bisa dari manapun, misal luar kota. Saat hajatan [piring terbang] diselenggarakan lama maka potensi penularan semakin besar terutama saat buka masker.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif