SOLOPOS.COM - Sejumlah sukarelawan beristirahat di tengah permakaman umum di wilayah Kalijambe, Sragen, seusai menguburkan jenazah pada Senin (9/11/2020) malam. (Istimewa-Sukino)

Solopos.com, SRAGEN — Laki-laki bertubuh jangkung dan berperawakan cukup besar itu dikenal dengan nama Sukino, 38. Ia seorang anggota satuan p;enamanan atau satpam di SMP Sragen Bilingual Boarding School (SBBS) Negeri Gemolong, Sragen.

Sukino tinggal di Kwangen RT 003/RW 001, Gemolong, Sragen. Di luar kesibukannya sebagai personel satpam, lelaki asal Sragen ini juga aktif sebagai sukarelawan search and rescue (SAR) Semut Ireng Gemolong.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sukino bersama para sukarelawan lain dari SAR Wong Salam, SAR MTA, dan SAR Semut Ireng siap stand by 24 jam ketika dibutuhkan warga dalam hal bantuan kebencanaan sampai penguburan jenazah pasien terkonfirmasi Covid-19.

Gelayutan di Jembatan Kereta, Warga Bogor Bikin Jantungan

Sukino pun ikut terlibat dalam pemakaman jenazah satu keluarga asal wilayah Desa Wonorejo, Kalijambe, Sragen, yang terdiri atas bapak, ibu, dan anak perempuan yang meninggal dunia baru-baru ini. Bapak dan ibu itu merupakan jenazah terkonfirmasi positif Covid-19 dan anak perempuan sepasang suami-istri itu juga meninggal di rumah sakit.

“Awalnya anaknya dulu, lalu ibunya menyusul, dan terakhir Senin (9/11/2020) malam memakamkan jenazah bapaknya. Malam itu kami menguburkan dua orang jenazah dengan menggunakan protokol kesehatan semua. Di Wonorejo dimakamkan mulai pukul 22.00 WIB dan selesai 23.15 WIB. Kemudian dilanjut di daerah Bulak, Gemolong, yang dimulai pukul 00.00 WIB-01.00 WIB atau Selasa dinihari. Bagi kami yang penting memakamkan selesai lalu pulang. Jadi tak tahu nama jenazahnya,” ujar Sukino saat dihubungi Solopos.com, Selasa (10/11/2020).

Sukino memenuhi kriteria sebagai sosok pahlawan di masa pandemi. Personel satpam lembaga pendidikan di Sragen itu tak mengaharapkan imbalan apa pun dari warga setelah menguburkan jenazah. Selama masa pandemi, Sukino sudah memakamkan 10 jenazah dengan standar protokol kesehatan.

Astronom Klaim Temukan Kembaran Bulan di Balik Mars

Timnya biasanya sampai 12 orang tetapi baju hazmat yang disediakan puskesmas hanya enam buah dan sekali pakai. Sukarelawan lainnya memakai hazmat dari hasil pengadaan sendiri dengan dana patungan dan bisa dicuci.

“Saat pakai hazmat itu kalau dilepas seperti orang habis manid itu keringat basah kuyup. Kadang mau membeli air mineral saja warga tak berani melayani. Kadang pihak keluarga ada yang menyediakan air. Kalau enggak ya bawa sendiri dari rumah,” katanya.

Sukino bersama tim SAR lainnya memiliki wilayah pelayanan di lima kecamatan wilayah barat Sragen, yakni Kecamatan Sumberlawang, Miri, Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh. Ketika mereka bekerja kemanusia masih ada orang yang mengira mereka sebagai pekerja bayaran.

Film Kimutse No Yaiba Bangkitkan Bisnis Bioskop Jepang

Pendapat nyinyir seperti itulah kadang hanya bisa mengelus dada karena mereka benar-benar tidak mendapat bayaran dari siapa pun. Mereka tetap bersyukur masih diberi kesehatan untuk tetap menolong sesame.

Selain gabung di sukarelawan kemanusiaan, Sukino juga bergabung dengan Komunitas Jumah Berkah yang beranggotakan 10 orang. Mereka sudah bergerak selama hampir empat tahun.

Tujuan mereka menyantuni orang tua lanjut usia (lansia) dari keluarga miskin dan anak yatim di lima kecamatan tersebut. Bahkan mereka juga melakukan bedah rumah di tiga lokasi dengan biaya swadaya para dermawan hamba Allah SWT.

Orang Dewasa Kebal 6 Bulan Setelah Infeksi Covid-19

“Dulu pernang menangani lansia yang sakit sampai ada belatungnya hingga akhirnya meninggal dunia. Awalnya, saya sampai menjual motor untuk memenuhi sembako para lansia. Bahkan niat baik itu masih mendapat hinaan yang menyakitkan. Bahkan ada yang mengancam dengan menyegat di tengah jalan. Kami hanya orang biasa yang ingin berusaha menjadi baik. Alhamdulillah berjalan sampai sekarang,” ujarnya.

Sukino dan teman-temannya memiliki lebih dari 150 orang lansia binaan dan 85 anak yatim binaan yang terus disantuni secara bertahap. Aktivitas Sukino dan teman-temannya mendapat respons banyak orang yang peduli dengan menitipkan bantuan beras, sembako, dan uang.

“Para dermawan itu ada yang menyumbang Rp20.000-Rp100.000/orang. Kami hanya menyalurkan bantuan para dermawan. Kalau kurang juga merogoh kocek sendiri,” ujarnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya