SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Museum Keris segera dibangun menyusul rampungnya detail engineering design (DED) oleh Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) pertengahan bulan ini. Desain museum beranggaran Rp10 miliar itu bakal dikonsep bangunan Jawa-kolonial dengan sentuhan arsitektur Candi Sukuh.

Kepala DTRK Solo, Endang Sitaresmi, saat ditemui wartawan di sela pameran 100 Tahun Lembaga Purbakala di Solo Square, Kamis (20/6/2013), mengatakan saat ini proses pembangunan telah memasuki tahap taksir bangunan untuk penghapusan aset. Jika proses hingga lelang berjalan lancar, pihaknya optimistis pembangunan dimulai Agustus.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Nanti pembangunan yang mengurusi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Tugas kami hanya sampai DED,” terangnya.

Dalam desain, pihaknya mengimplementasi karakter bangunan Jawa dengan arsitektur Candi Sukuh. Menurut Sita, kedua konsep itu erat kaitannya dengan asal muasal keris. Di sisi lain, pihaknya mempertahankan unsur bangunan kolonial meski sempat ditentang masyarakat.
“Konsepnya kolaborasi bangunan Jawa-kolonial dengan sentuhan Candi Sukuh. Mengingat sejarah, konsep itu layak dipertahankan,” ujarnya.

Sita menambahkan pembangunan museum menyasar tanah hak pakai (HP) 26 meliputi eks Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mangunjayan, Gedung Orari, Kantor Soloraya serta mess Persis. Khusus eks RSJ Mangunjayan, pihaknya tetap mempertahankan bangunan lewat pelestarian.

“Nanti akan dilestarikan, sementara pemanfaatannya tergantung pengelola (Disbudpar),” jelas dia.

Lebih jauh, DTRK berencana mengajukan bantuan tambahan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk penyelesaian museum tahun depan. Diketahui, pembangunan total Museum Keris butuh dana hingga Rp35 miliar.

“Tahun ini khusus pengerjaan struktur bangunan. Sisa kebutuhan akan diusulkan tahun depan.”

Terkait keberadaan PKL di sekitar lokasi pembangunan, pihaknya akan melakukan penataan ulang. Para PKL di Jl Bhayangkara akan direlokasi ke kawasan museum dengan sejumlah penyesuaian barang dagangan.

“Nanti area pedestrian dan halaman museum akan bersatu menjadi koridor terbuka. Akan lebih baik kalau dagangan dikonsep pasar cenderamata.”

Kasi Penataan dan Pembinaan PKL Dinas Pengelolaan Pasar (DPP), Didik Anggono, memerkirakan puluhan PKL menjadi sasaran penataan koridor Bhayangkara di ruas Jalan Bhayangkara dan Jalan Kebangkitan Nasional. Penjajakan aspirasi pedagang terus dilakukan sambil merencanakan relokasi ke Museum Keris dan sejumlah pasar tradisional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya