Soloraya
Rabu, 2 Maret 2016 - 09:15 WIB

MUSEUM R.HAMONG WARDOYO : Wow, Museum di Boyolali Ini Mirip Museum Louvre di Paris

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kabid Kebudayaan Disbudpar Boyolali, Hartono menunjukkan salah satu koleksi Museum R. Hamong Wardoyo berupa Harimau Sumatra, Senin (29/2/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Museum R.Hamong Wardoyo dibangun di lahan bekas kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI – Papan bertuliskan Museum R.Hamong Wardoyo sepanjang 25 sentimer x 10 sentimeter terpasang tepat di bagian depan bangunan museum. Museum itu dibangun di lahan bekas kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Boyolali yang menalan anggaran senilai Rp5,3 miliar APBD 2015. Lokasi museum berada di jalan raya Boyolali-Solo, Tegalwire, Mojosongo.

Advertisement

Tampak dari luar bangunan museum itu mirip dengan Museum Louvre di Paris, Perancis. Atap museum berupa panel kaca tembus pandang, dengan bentuk bangunan seperti piramida dua lantai dan semua temboknya dicat warna putih. Di dalam museum ada dua ruang utama berbentuk segi enam dengan tangga penghubung lantai I dan II berbentuk spiral.

Di lantai I luas bangunan sekitar 25 meter x 20 meter yang terdiri dari tiga blok. Bagian blok tenggah (ruang utama) terdapat koleksi seperti kereta kencana yang dulunya digunakan Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadinigrat, miniatur patung Arjuna Wijaya mengendarai 13 kuda, patung Arjuna dan Sembadra, koin uang kuno pada zaman penjajahan Belanda hingga Jepang yang berjumlah puluhan, sepasang keris, dan tiga guci kuno peninggalan Kerajaan Hindu yang pernah ditemukan di Kemusu, Boyolali.

Advertisement

Di lantai I luas bangunan sekitar 25 meter x 20 meter yang terdiri dari tiga blok. Bagian blok tenggah (ruang utama) terdapat koleksi seperti kereta kencana yang dulunya digunakan Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadinigrat, miniatur patung Arjuna Wijaya mengendarai 13 kuda, patung Arjuna dan Sembadra, koin uang kuno pada zaman penjajahan Belanda hingga Jepang yang berjumlah puluhan, sepasang keris, dan tiga guci kuno peninggalan Kerajaan Hindu yang pernah ditemukan di Kemusu, Boyolali.

Di pintu masuk ruang utama lantai I terdapat koleksi harimau Sumatra dengan panjang sekitar 160 sentimeter yang telah diberi air keras. Bagian blok kedua dengan luas sekitar 2 meter x 1,5 meter diisi koleksi miniatur sapi ndekem. Sementara di blok ketiga terletak di sisi kanan ruang utama terdapat 16 ruang selasar sepanjang 180 sentimeter, lebar 90 sentieter, dan tinggi 130 sentieter. Selasar itu masih kosong dan rencananya akan dipasang patung dan benda-benda yang berkaitan dengan Kyai Raden Pandan Arang. Di sepanjang tembok blok ini terdapat foto-foto Bupati Boyolali kedua sampai sekarang.

Di bagian lantai II dengan luas sekitar 30 meter x 20 meter ini hanya terdapat ruang utama dalam kondisi masih kosong. Di ruang ini rencananya akan digunakan khusus pameran. Di atap bangunan, tembok, dan pondasi semuanya menggunakan bahan kayu. Sementara bagian atap luar bangunan museum ditanami tanaman hias.

Advertisement

Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudpar Boyolali, Hartono, mengatakan ada sekitar belasan koleksi yang sudah masuk di museum pada Februari. Koleksi benda kuno tersebut didapat dari hibah orang lain, pinjaman Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), pinjam dari koleksi rumah arca Boyolali, dan lainnya.

“Kami mengakui kondisi museum belum sesuai harapan karena Pemkab belum punya aturan soal pengelolaan museum seperti apa,” kata Hartono saat ditemui Espos di kantornya, Senin (29/2/2016).

Ia mengatakan museum rencananya akan dibuka resmi pada awal Maret. Pengunjung yang datang ke museum diharapkan datang pada jam kerja. Pada hari Sabtu dan Minggu tutup karena belum memiliki petugas yang khusus melayani tamu. Museum, kata dia, mampu menampung ratusan koleksi benda-benda kuno.

Advertisement

“Museum ini menjadi salah satu ikon baru yang dibagun Pemkab untuk menarik wisatawan berkunjung di Boyolali,” kata dia.

Sementara itu, salah seorang warga, Maryati, meminta kepada Pemkab segera membuka museum secepatnya. Kalau museum cepat dibuka akan memudahkan Pemkab dalam melakukan promosi.

“Saya penasaran dengan isi di dalam museum. Fisik bangunan tampak dari luar terkesan seperti bangunan kuno pada zaman 80-an,” kata dia.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif