Soloraya
Rabu, 24 Juni 2020 - 10:11 WIB

Museum Radya Pustaka dan Museum Keris Solo Kembali Buka, Ini Aturan Mainnya

Wahyu Prakoso  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua mahasiswa magang dari UNS melakukan digitalisasi naskah di Museum Radya Pustaka, Jl. Slamet Riyadi No.275, Solo, Selasa (23/6/2020). (Solopos-Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO -- Museum-museum di Kota Solo yakni Museum Radya Pustaka dan Museum Keris kembali menerima kunjungan wisatawan mulai Selasa (23/6/2020).

Pada pembukaan perdana Museum Radya Pustaka dan Museum Keris Solo tampak sepi namun tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Advertisement

Di Museum Keris Solo pada Selasa pagi terlihat kendaraan roda empat dan kendaraan roda empat mengisi separuh area parkir. Para pengunjung sekitar 22 orang melakukan kunjungan dari salah satu hotel.

Manuver Mundur Dinilai Blunder, Elektabilitas Purnomo untuk Pilkada Solo Anjlok

Advertisement

Manuver Mundur Dinilai Blunder, Elektabilitas Purnomo untuk Pilkada Solo Anjlok

Petugas keamanan meminta solopos.com mencuci tangan menggunakan sarana cuci tangan, mengukur suhu tubuh, dan mengawasi pemakaian masker. Pengelola tidak membuka ruang audio visual yang menjelaskan sejarah keris.

Kepala UPT Museum Dinas Kebudayaan Kota Solo, Didik Sunaryono, menjelaskan membuka museum mengacu pada Perwali No. 10 Tahun 2020 dan Surat Edaran Wali Kota Solo No.067/1165.

Advertisement

Di Museum Radya Pustaka Solo, jumlah kunjungan wisata sebelum pandemi Covid-19 rata-rata 20 orang sampai 30 pengunjung per hari dengan jam operasional pukul 09.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.

Anak Usia Lima Tahun ke Atas Boleh Masuk Mal & Area Publik Lain di Solo

Jumlah tersebut dibatasi separuhnya dalam satu hari dengan pengaturan waktu mulai pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB dan pukul 13.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB.

Advertisement

Warga dapat berkunjung ke Museum Radya Pustaka gratis setiap hari kecuali hari Senin. Warga dapat berkeliling ke ruang koleksi perunggu, ruang keris, ruang keramik, ruang rajamala, ruang etnografi yang berisi koleksi wayang dan gamelan, dan ruang arca batu.

Tampak dua mahasiswa Jurusan Sastra Jawa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS) semester keenam, Afiq dan Ilham magang satu pekan terakhir di Museum Radya Pustaka.

Peneliti Resmi

Mereka melakukan digitalisasi, alih aksara, dan menerjemahkan dalam Bahasa Indonesia naskah Sedaya Keagungan Dalem Gongso yang berisi instrumen gamelan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Advertisement

2 Bulan, Biaya Perawatan Pasien Covid-19 Klaten Nyaris Rp1/2 Miliar?

Pengelola Manuskrip Museum Radya Pustaka Solo, Kurnia Heniwati, menjelaskan warga belum diizinkan berkunjung ke ruang manuskrip dan ruang perpustakaan pada uji coba pembukaan museum kecuali peneliti resmi.

Ia memprediksi pengunjung yang datang ke Museum Radya Pustaka tidak sebanyak saat sebelum pandemi Covid-19 karena ada larangan pengunjung dari kalangan anak di bawah lima tahun, lansia, dan ibu hamil.

“Selama ini mayoritas pengunjung datang untuk melakukan konsultasi hari baik untuk pernikahan, mendirikan usaha, dan membangun rumah. Usia pengunjung bervariasi. Biasanya yang datang merupakan satu keluarga mulai anak hingga lansia. Kemudian ada pengunjung yang melihat koleksi dan melakukan penelitian,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif