Solopos.com, SOLO–Pengusaha sekaligus pendiri Grup Mayapada dan Tahir Foundation, Dato’ Sri Tahir, menyatakan pembangunan Museum Sains dan Teknologi Bengawan Solo harus rampung sebelum dua tahun. Tahir menyatakan siap menggelontorkan dana hingga Rp600 miliar untuk penyelesaian bangunan museum.
“Enam bulan ini kami akan tentukan operatornya. Operatornya penting ya, isinya, ini kan infrastructure hardware-nya ini kami pikirkan software-nya,” ungkap dia.
Dia menjelaskan mungkin Museum Sains dan Teknologi Bengawan Solo bakal menjadi museum terbesar di Jateng. Wali Kota Solo yang lebih memahami mengenai konten museum.
Adapun Museum Sains dan Teknologi Bengawan Solo terdiri atas plaza, inner gerden, nature science exhibit, rocket and aviation science exhibit, amphitheater, reception, flower garden, permaculture garden.
Menurut Tahir, ibunya merupakan warga Solo. Keluarganya meninggalkan Kota Solo dengan kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu. Kini Tahir kembali dengan membantu pembangunan museum.
“Kami kembali dan bersyukur kepada Gusti dalam segala hal kami dicukupi. Wajar saja kami kembalikan. Kami gak ada perhitungan dalam hidup untung rugi, tapi sesuatu hal yang kita kerjakan berapa orang yang diuntungkan itu lebih penting atau apa yang saya kerjakan ada berapa orang nasibnya berubah,” ujar dia.
Saat peletakan batu pertama pembangunan Museum Sains dan Teknologi, Tahir bersama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka melihat maket museum lalu menyampaikan sambutan dihadapan tamu undangan serta media.
Selanjutnya Gibran dan Tahir menekan tombol bersama tanda dimulainya pembangunan atau peletakan batu pertama Grup Mayapada dan Tahir Foundation. Mereka sempat melihat lahan seluas 5 hektare untuk dibangun museum.