Solo (Solopos.com)–Pascapenutupan, Museum KH. Samanhudi yang berlokasi di Kampung Batik, Laweyan, Solo diwacanakan akan dipindah ke Sondakan.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Sondakan, Albicia Hamzah mengungkapkan, ada beberapa alasan utama wacana Museum Samanhudi dipindah dari Kampung Batik, Laweyan ke Sondakan.
Pertama, KH. Samanhudi dilahirkan di Sondakan. Kedua, terdapat event tahunan untuk memperingati perjuangan KH. Samanhudi di Sondakan dan ketiga, unsur-unsur yang berkaitan erat dengan kepahlawanan KH. Samanhudi sangat kental terdapat di Sondakan seperti Balai Samanhudi dan Jalan KH. Samanhudi.
“Beliau dilahirkan di Sondakan walaupun meninggalnya di Klaten dan makamnya di Kampung Batik, Laweyan. Apalagi, unsur budaya dan warisan ketokohannya sangat kental ada di Sondakan,” ucapnya ketika ditemui Espos di rumahnya, Selasa (8/11/2011).
Sebenarnya, lanjut Albicia, wacana tersebut muncul sebelum penutupan Museum Samanhudi beberapa waktu lalu. Kendalanya, hingga sekarang, lokasi pengganti di wilayah Sondakan belum ada.
Pihaknya sedang melobi pemilik lahan kosong di sekitar Langgar Laweyan. Setelah lahan itu rampung dilobi maka pihaknya akan berkoordinasi dengan Yayasan Warna-Warni.
Pihaknya optimis apabila mendapatkan lahan kosong maka Museum Samanhudi bisa dipindahkan. Pasalnya, Kampung Sondakan ingin mengangkat brand tokoh KH. Samanhudi untuk mempromosikan wisata dan budayanya.
Terpisah, Lurah Sondakan, Dardji menjelaskan, pihaknya sangat menyayangkan penutupan Museum Samanhudi yang mempunyai history sejarah tinggi di Kota Bengawan. KH. Samanhudi tidak hanya dikenal lewat perjuangannya di masa kemerdekaan, namun juga sebagai tokoh kharismatik perdagangan.
Disinggung mengenai rencana dipindahkan ke Kampung Sondakan, dia menambahkan mendukung usulan tersebut dengan syarat lahannya harus ada. Artinya, lokasi Museum Samanhudi harus jelas statusnya sehingga tidak menimbulkan konflik di masa mendatang.
(m101)