Soloraya
Sabtu, 26 April 2014 - 06:45 WIB

MUSIBAH KEKERINGAN : El Nino Diprediksi Perparah Kekeringan di 33 Desa

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN–Sebanyak 33 desa yang menjadi langganan kekeringan di Klaten diprediksi semakin parah saat musim kemarau mendatang. Prediksi tersebut muncul setelah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan el nino kembali menerpa sejumlah wilayah Indonesia.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sri Winoto, mengatakan 33 desa yang menjadi langganan kekeringan di Klaten tersebut tersebar di tujuh kecamatan. Ketujuh kecamatan tersebut yakni Kemalang, Manisrenggo, Karangnongko, Jatinom, Tulung, Bayat dan Cawas.

Advertisement

Dari jumlah tersebut, mayoritas desa yang terancam kekeringan tersebut berada di lereng Gunung Merapi. Pasalnya, kawasan lereng Merapi tersebut adalah wilayah langganan kekeringan yang sangat parah, bahkan saat musim hujan sekalipun.

Dengan gangguan iklim tersebut, diperkirakan bisa memperparah musibah kekeringan yang ada di 33 desa di tujuh kecamatan tersebut. Sebab, saat musim kemarau besok diperkirakan suhunya semakin panas dan kering. Bahkan, el nino diprediksi memperpanjang musim kemarau.

“Untuk mengatasi musibah kekeringan, kami menyiapkan anggaran senilai Rp300 juta,” papar Sri Winoto kepada wartawan di Klaten, Jumat (25/4/2014). Menurutnya, anggaran tersebut akan diwujudkan dalam bentuk bantuan droping air bersih ke daerah rawan bencana kekeringan.

Advertisement

Rencananya, droping itu dilakukan setelah musim hujan benar-benar berhenti dan warga mulai kesulitan air bersih. “Untuk menghadapi kemungkinan dampak el nino, kami juga menyiapkan tujuh armada truk tangki untuk melakukan droping air di beberapa kawasan yang mengalami krisis air bersih seperti di lereng merapi,” imbuhnya.

Selain itu, meningkatnya frekuensi kejadian bencana di Klaten membuat BPBD semakin intens melakukan koordinasi dengan sejumlah relawan di Klaten. Terakhir, BPBD melakukan koordinasi dengan tim reaksi cepat dari Kokam Muhammadiyah dan LPB Muhammadiyah, pada Kamis (24/4).

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif