SOLOPOS.COM - GAMELAN--Sebanyak 32 anak SMPN 5 Sragen memainkan musik gemalan tradisional di areal car free day(CFD) Sragen, Minggu (20/5/2012). (Tri Rahayu/JIBI/SOLOPOS)
GAMELAN--Sebanyak 32 anak SMPN 5 Sragen memainkan musik gemalan tradisional di areal car free day(CFD) Sragen, Minggu (20/5/2012). (Tri Rahayu/JIBI/SOLOPOS)
Suara gamelan terdengar bertalu-talu dari sudut selatan Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen. Suara musik merdu itu berasal dari sekelompok siswa SMPN 5 Sragen yang memainkan gamelan di depan Kantor Dinas Bupati Sragen, Minggu (20/5/2012).
Sebanyak 32 anak berseragam batik biru putih dan berdasi memainkan gamelan dan bernyanyi lagu-lagu jawa di areal car free day (CFD) pagi ini. Mereka menyanyikan delapan lagu jawa, seperti lancaran manyar sewu, lancaran sragen asri, lancaran mars 45, lancaran gugur gunung dan beberapa tembang dolanan.
Pertunjukkan musik gamelan itu menyedot perhatian puluhan orang. Mereka berkerumun mengelilingi para siswa Kelas VII tersebut. Banyaknya warga yang menonton menjadi kebanggaan tersendiri bagi para siswa yang bermain gamelan dengan bimbingan guru kesenian, Warno itu.
Dalam kesempatan tersebut para siswa SMPN 5 Sragen tidak hanya menyuguhkan pertunjukkan memainkan gamelan tradisional. Mereka juga menghibur masyarakat dengan atraksi marching band. Selain itu sebanyak lima siswi dari rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) itu pun menari di jalanan.
“Seni karawitan kini banyak diabaikan. Kami ingin melestarikan seni karawitan sebagai bagian budaya Jawa agar tidak luntur ditekan arus budaya luar negeri,” ujar Desi Rizky, 14, salah satu siswi asal Kelurahan Sine, Sragen Kota saat dijumpai Solopos.com.
Mereka belajar seni karawitan sebagai kegiatan ektra kulikuler setiap pekan sekali. Kepala SMPN 5 Sragen, Ibnu Sugiyarto, menyebut ada 15 jenis kegiatan ektra kulikuler di sekolahnya.