Soloraya
Kamis, 10 Desember 2015 - 02:10 WIB

MUSIK HUMOR : Resolusi Owah Gerr Band dan Pecas Ndahe di 2016

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penampilan Owah Gerr Band (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Musik humor terus berkembang. Owah Owah Gerr dan Pecas Ndahe mengusung humor humanis sebagai resolusi 2016.

Solopos.com, SOLO – Tumbuh kembang kelompok musik humor di Kota Solo bukan tanpa proses. Patah tumbuh hilang berganti, satu demi satu berproses menuju jati diri masing-masing.  Demikian pula yang terjadi pada dua kelompok musik humor beda generasi Kota Solo ini, Owah Gerr Band dan Pecas Ndahe. Keduanya sama-masa memiliki posisi di hati masyarakat Kota Solo dan sekitarnya. Di penghujung 2015 menuju 2016, suguhan nuansa humor yang matang dan humanis menjadi resolusi  mereka.

Advertisement

Menuju 2016, Owah Gerr Band semakin mantap melangkah. Go nasional menjadi bagian dari langkah di 2016 mendatang. Terus belajar dan menempa diri, mereka berproses menjadi band humor yang memiliki nilai lebih.

Owah Gerr band telah berencana mengumpulkan materi single mereka menjadi satu album di 2016 mendatang. Mereka juga akan memproduksi video tiga single teranyar mereka, yakni Solo Ngangeni, Ora Sabar Maburo, dan Aku Kudu Strong. Diakui Mamank, salah seorang personel Owah Gerr Band, Owah Gerr band ingin di 2016 mendatang musik humor yang tersaji lebih memiliki arti dan pesan tersendiri tanpa mengurangi rasa humor itu sendiri.

“Musik humor yang berkualitas tanpa mengesampingkan gaya khas kami. Contohnya single-single terbaru yang enggak hanya bisa dinikmati tapi sekaligus mencuri perhatian orang untuk mau bergerak menuju perubahan yang berarti,” tukas dia, Rabu (9/12/2015) siang.

Advertisement

Sementara itu kelompok musik humor yang telah lebih dahulu eksis, Pecas Ndahe, menekankan arti humor humanis dengan mempertajam kepekaan terhadap alam dan lingkungan sekitar. Merespons dengan melihat, mendengar, dan merasakan.

“Kami ingin menghancurkan kelebaian dengan tidak memaksa orang untuk tertawa. Humor itu harus seperti orang mengobrol, harus ada komunikasi. Ke depan harus lebih peka, harus natural,” ujar dia Rabu (9/12/2015) siang.

Secara garis besar keduanya menyatakan di 2016 mendatang warna humor mereka tidak boleh asal lucu tanpa makna. Makna pun tidak boleh dipaksa, karena formula humor yang pas adalah yang menghasilkan tawa lepas yang bebas.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif