SOLOPOS.COM - Salah seorang petani, Suyono, 57, melewati Jembatan Cendini di Dukuh Cendini, Desa Lengking, Sabtu (30/11/2013). Konstruksi jembatan dituding menjadi penyebab banjir yang kerap melanda sawah di sekitar aliran Kali Cendini. (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Solopos)

 Salah seorang petani, Suyono, 57, melewati Jembatan Cendini di Dukuh Cendini, Desa Lengking, Sabtu (30/11/2013). Konstruksi jembatan dituding menjadi penyebab banjir yang kerap melanda sawah di sekitar aliran Kali Cendini. (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Solopos)


Salah seorang petani, Suyono, 57, melewati Jembatan Cendini di Dukuh Cendini, Desa Lengking, Sabtu (30/11/2013). Konstruksi jembatan dituding menjadi penyebab banjir yang kerap melanda sawah di sekitar aliran Kali Cendini. (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sedikitnya 80 hektare sawah di Desa Lengking, Kecamatan Bulu yang teraliri air irigasi dari Kali Buntung terancam terendam banjir pada musim penghujan tahun ini.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Petani sekitar mulai waswas karena lahan pertanian mereka menjadi langganan banjir tiap tahun.

Salah seorang petani Dukuh Cendini, Desa Lengking, Suyono, 57, ketika ditemui Solopos.com di dekat Jembatan Cendini, akhir pekan kemarin  mengatakan sawah yang biasa terendam air pada musim penghujan adalah sawah yang berada di sebelah timur aliran Kali Cendini. Sungai tersebut kata dia tersambung dengan Kali Buntung di sebelah selatan.

“Pada musim hujan, air dari Kali Cendini meluap sehingga membanjiri sawah. Beruntung,  sawah saya enggak  kebanjiran karena berada di sebelah barat kali,” ujarnya.

Menurutnya, banjir yang kerap menyerang itu terjadi karena saluran irigasi di bawah Jembatan Cendini tersumbat sampah. Sampah-sampah itu terjebak di kolong jembatan sehingga membuat air tak lancar mengalir.

“Seharusnya konstruksi jembatan tidak seperti itu, ada 4 penyangga di bawah jembatan. Jelas itu menghambat sampah-sampah yang terbawa air. Penyangga jembatan harusnya ada di pinggir saja, bukan di tengah jembatan yang dibangun pada 1997 itu,” kata dia.

Ia berpendapat, selain mengeruk sampah di bawah jembatan, pemerintah juga harus segera mengeruk endapan tanah dan sampah di sebelah barat jembatan. “Tiap banjir, pintu air yang ada di sekitar sini sebenarnya selalu  dibuka. Tapi air tak mengalir lancar karena banyak sedimen memenuhi kali. Kalau kalinya dikeruk, air akan melaju lancar ke barat,” terangnya.

Sementara itu, Kades Lengking, Mulyanto, 54, saat ditemui Solopos.com, akhir pekan kemarin menyatakan sedikitnya 80 hektare sawah akan terendam setiap musim penghujan datang. Senada dengan Suyono, ia menuding konstruksi Jembatan Cendini sebagai penyebab banjir itu.

“Permohonan untuk perbaikan kepada pemerintah memang belum kami sampaikan. Tapi secara lisan, solusi untuk menanggulangi banjir sudah disampaikan. Memang tidak semua lahan akan puso. Tapi petani jadi waswas kalau padi mereka terendam air seperti itu. Kejadian ini sudah berlangsung beberapa tahun terakhir,” jelas dia.

Ia menambahkan, debit air pada musim hujan sangat besar karena Kali Cendini menjadi muara air yang mengalir dari Bulu, Kunden dan Puron. Hal itu diperparah dengan menyempitnya Kali Buntung akhir-akhir ini. “Wilayah di Desa Ngasinan lebih parah terkena dampak banjir. Mereka juga protes karena penyebab banjir adalah jembatan di desa kami itu,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya