Soloraya
Kamis, 13 Oktober 2022 - 13:52 WIB

Musim Hujan Datang, Warga Desa Tangkil Sragen Ini Mulai Tidur Tak Nyenyak

Galih Aprilia Wibowo  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga RT 002/ RW 011, Dukuh Gabusan, Desa Tangkil, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen, Supriyanto, memperlihatkan tanggul di pekarangan belakang rumahnya yang rawan ambles, Rabu (13/10/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Memasuki musim penghujan di Kabupaten Sragen membuat salah satu warga Dukuh Gabusan, RT 002/ RW 011, Desa Tangkil, Kecamatan Sragen, Supriyanto mulai waswas dan tak bisa tidur nyenyak.

Sebabnya, tanah pekarangan di belakang rumah miliknya di pinggir Sungai Garuda mulai longsor akibat hujan deras yang beberapa hari ini melanda Sragen. “Kalau hujan deras, tidur saja enggak nyenyak. Takut longsor,” terang Supriyanto pada Solopos.com di rumahnya, Kamis (13/10/2022).

Advertisement

Ia mengatakan pertemuan aliran Sungai Garuda dengan Sungai Mungkung rawan banjir dan mengakibatkan tebing sungai tersebut longsor.

Pantauan Solopos.com, jarak sisa pekarangan belakang rumah Supriyanto dengan tebing sungai tidak mencapai satu meter. Tanggul dari ribuan ban bekas dibuat Supriyanto untuk mencegah rumahnya ikut longsor jika tiba-tiba aliran sungai meluap.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, jarak sisa pekarangan belakang rumah Supriyanto dengan tebing sungai tidak mencapai satu meter. Tanggul dari ribuan ban bekas dibuat Supriyanto untuk mencegah rumahnya ikut longsor jika tiba-tiba aliran sungai meluap.

Di sebelah barat belakang rumahnya, terlihat tebing sungai mulai longsor selebar kurang lebih dua meter, tebing sungai yang longsor tersebut belum sempat ia tanggul. Tepat di belakang rumahnya, terlihat ban bekas berjejer dengan lebar sekitar delapan meter.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, BPBD Karanganyar Siagakan Personel dan Mobil Taktis 24 Jam

Advertisement

Tetangga sebelah rumahnya sudah pindah karena punya tanah lain, sedangkan ia tidak, sehingga ia memilih tetap tinggal. “Tahun lalu, bahkan sempat enggak ada jarak antara pondasi dan tebing,” tambahnya.

Ia terakhir kali menambal tanggul belakang rumahnya menghabiskan Rp1,5 juta untuk membeli puluhan ban bekas dan tanah. Ia berharap pemerintah bisa membantunya untuk bisa bertahan.

Kepala Desa Tangkil, Suyono, mengatakan beberapa wilayah di desanya paling rawan longsor adalah di Dukuh Gabusan. Di sana ada empat rumah terdampak.

Advertisement

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Mengancam, BPBD Sragen Minta Warga Waspada Bencana Alam

“Tahun lalu sempat bersama-sama ditanggul pakai ban bekas, namun sekarang mulai longsor lagi. Karena tepat di tikungan aliran sungai, jadi mudah longsor,” terang Suyono ditemui di kantornya.

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen, Agus Cahyono, mengatakan di wilayah yang rawan longsor itu menjadi pertemuan aliran Sungai Mungkung dan Sungai Garuda. Jika musim hujan, ancaman utamanya adalah banjir dan mengakibatkan tebing sungai juga rawan longsor.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif