SOLOPOS.COM - Warga melintas di depan Pasar Masaran, Kecamatan Masaran, yang becek, Minggu (1/2/2015) pagi. Pedagang Pasar Masaran waswas karena selama musim hujan, air menggenangi bagian dalam pasar. ((Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Musim hujan yang terjadi awal tahun 2015 membuat pedagang Pasar Masaran, Sragen khawatir.

Solopos.com, SRAGEN — Sejumlah pedagang di Pasar Masaran, Kecamatan Masaran, waswas berjualan di pasar tradisional tersebut saat memasuki musim hujan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hal itu karena saat musim hujan, air menggenangi bagian dalam pasar. Kondisi itu membuat jumlah pengunjung pasar berkurang tajam. Pedagang Pasar Masaran, Dwi, 42, mengeluh Pasar Masaran sering tergenang air saat hujan. Akibatnya, pasar becek dan kotor sehingga tidak nyaman ditempati

Dwi mengaku khawatir jumlah pembeli semakin sedikit karena Pasar Masaran tidak nyaman. “Kalau hujan pasti pasar menjadi becek. Banyak genangan di beberapa bagian pasar seperti sedang terjadi banjir kecil. Itu tentu pembeli enggan datang ke pasar,” kata Dwi, saat dijumpai Solopos.com di lapaknya, Minggu (1/2/2015).

Dwi menyampaikan pedagang oprokan paling dirugikan atas banjir sesaat itu. Menurut dia, pedagang oprokan harus mempersiapkan diri saat musim hujan. Mereka disarankan pindah ke tempat yang bebas genangan air. Menurut dia, 35 pedagang oprokan yang sebagian besar menempati bagian jalan di pasar paling dirugikan atas kondisi tersebut.

“Pedagang oprokan harus nempel-nempel di los atau kios milik pedagang lain saat hujan. Pedagang oprokan mencari tempat berlindung dari hujan. Memang kondisi pasar tidak lagi nyaman. Tidak tahu ke mana uang retribusi yang kami bayar setiap hari. Kok tidak ada perbaikan [pasar]?” ujar Dwi.

Hal senada disampaikan pedagang lainnya, Suroso, 50. Dia mengatakan demi menghindari hujan, pedagang terpaksa memasang terpal atau genting darurat untuk menampung dan mengarahkan air hujan. Selain terpal, menurut Suroso, pedagang juga beberapa kali membersihkan drainase di sekitar pasar karena saluran air tersumbat.

“Pedagang berinisiatif memasang terpal. Namun, terpal tidak bisa bertahan. Selain hujan, kami juga memikirkan kondisi saluran air di sekitar pasar yang kerap tersumbat. Air yang meluap pasti masuk pasar,” kata Suroso.

Sementara itu, Ketua Pengelola Pasar Masaran, Sumadi, mengaku pernah mendapat keluhan tersebut dari pedagang dan pembeli. Menurut dia, pengurus pasar tidak bisa merehabilitasi pasar secara langsung lantaran keterbatasan dana. Rencananya Pasar Masaran dibangun dengan coran.

“Tidak bisa kalau hanya bagian tertentu yang dicor. Butuh dana besar untuk merehabilitasi pasar. Kami tetap berusaha mengajukan permohonan ke Pemkab Sragen. Namun, memang butuh banyak kajian,” kata dia membeberkan keinginannya agar pemerintah segera memperbaiki pasar sehingga tidak terjadi banjir saat musim hujan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya