SOLOPOS.COM - Polsek Grogol Sukoharjo mengecek EWS di Desa Telukan, Grogol, Sukoharjo, Rabu (19/10/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai memetakan daerah rawan bencana alam Sukoharjo di tengah intensitas curah hujan yang tinggi. Di Sukoharjo daerah rawan banjir ada di enam kecamatan, sementara daerah rawan longsor berada di dua kecamatan.

“Untuk rawan banjir ada di Kecamatan Polokarto yaitu Desa Pranan, Desa Bugel, Desa Ngombakan, Desa Bakalan, dan Desa Wonorejo. Di Kecamatan Mojolaban berada di Desa Tegalmade, Desa Laban, Desa Gadingan, dan Desa Plumbon,” jelas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Sri Maryanto, Kamis (20/10/2022).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Selain itu, daerah rawan banjir di Kecamatan Baki berada di Desa Ngrombo dan Desa Mancasan. Sementara di Kecamatan Bulu, rawan banjir berada di Desa Lengking dan Desa Ngasinan. Di Kecamatan Tawangsari berada di Desa Kedungjambal, Desa Ponowaren, dan Desa Dalangan.

Kecamatan Grogol menjadi Kecamatan dengan jumlah desa terbanyak yang rawan banjir di antaranya berada di Desa Pandeyan, Desa Telukan, Desa Kadokan, Desa Langenharjo, Desa Madegondo, Desa Grogol, Desa Sanggrahan, Desa Banaran, dan Desa Cemani.

Sri Maryanto mengatakan Grogol termasuk daerah paling rendah di Sukoharjo. Sebagai bentuk antisipasi telah terdapat empat early warning system (EWS) yang terpasang di Bacem, Serenan, Pandeyan, dan Pengkol.

Baca juga: Begini Kata Pedagang Soal Rencana Pembangunan Pasar Jongke Solo

“Kalau untuk daerah rawan tanah longsor berada di Kecamatan Bulu yaitu di Desa Sanggang, Desa Kamal, Desa Gentan, Desa Kedungsono, dan Desa Tiyaran. Kalau di Kecamatan Weru hanya satu di Desa Tawang,” terang Sri Maryanto.

Dia juga telah mempersiapkan personel, peralatan dan logistik jika segera dibutuhkan.

Sementara di Sukoharjo sudah ada 11 Desa Tangguh Bencana (Destana) yakni tiga desa di Kecamatan Polokarto yaitu Desa Pranan, Desa Bugel, dan Desa Ngombakan. Kemudian tiga Desa di Kecamatan Mojolaban yaitu Desa Laban, Desa Tegalmade, dan Desa Gadingan.

Sementara tiga desa lain berada di Kecamatan Grogol yakni Desa Pandeyan, Desa Telukan, dan Desa Kadokan. Satu desa berada di Kecamatan Baki yakni Desa Ngrombo, dan satu desa di Kecamatan Weru yaitu Desa Tegalsari.

Terpisah, berdasarkan  hasil pantauan Polsek Grogol pada Rabu (19/10/2022) di Desa Telukan, Grogol elevasi Sungai Bengawan Solo masih landai. Mereka yang tinggal di kawasan bantaran telah mengenal baik kondisi sungai setempat.

Baca juga: Waspada Banjir, Sukarelawan-Warga Bersihkan Sungai Dimoro Karangpandan

Meski demikian pentingnya EWS untuk mengantisipasi bencana alam di Sukoharjo harus dipahami masyarakat. Dengan begitu, mereka bisa segera melakukan evakuasi sebelum banjir meninggi.

Hal itu ditegaskan Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan melalui Kapolsek Grogol AKP Marlin Supu Payu di sela pengecekan EWS di bantaran Sungai Bengawan Solo, Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Rabu (19/10).

“Selain pengecekan EWS, kami mengingatkan warga untuk mewaspadai banjir. Ketika sirene berbunyi, artinya bahaya [tinggi muka air Sungai Bengawan Solo naik]. Mereka sudah paham,” jelas AKP Marlin Supu Payu saat ditemui usai pengecekan, Rabu (19/10/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya