SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos)–Selama awal musim kemarau tahun ini, pintu Waduk Ketro telah dua kali dibuka. Sebanyak 712 meter kubik (m3) air telah dialirkan ke lahan pertanian di tujuh desa di sekitar waduk.

Tujuh desa tersebut adalah Desa Ketro, Slogo, Karangasem, Gabugan, Bunagung, Kalikobok, dan Tanon. Menurut Penjaga pintu Waduk Ketro, Joko Sutrisno pintu waduk dua kali dibuka karena kondisi lahan petani mulai kritis, sehingga membutuhkan pasokan air. “Terakhir dibuka semalam (Sabtu malam-red) pukul 22.00 WIB. Itu sudah yang kedua, sebelumnya sekitar pekan kedua bulan Juli juga sudah dibuka. Sementara ini pintu waduk harus ditutup dua pekan,” papar Joko, saat ditemui Espos, di kediamannya, Minggu (1/8).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Setelah dua kali dibuka, Joko menjelaskan, elevasi air Waduk Ketro kini mencapai 7,54 meter, dengan volume air 1,866 juta m3. Dengan sisanya air yang tersedia, menurut perhitungannya, kebutuhan petani selama musim kemarau dapat terpenuhi. Ia menuturkan, sedikitnya 892 hektar lahan pertanian di tujuh kelurahan Kecamatan Tanon bergantung pada air dari Waduk Ketro. Di lain pihak, petani Desa Ketro yang membudidayakan padi, Ngatinem mengakui sangat terbantu dengan air dari Waduk Ketro. Saat ini, kebutuhan air di lahan pertaniannya telah tercukupi.

tsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya