SOLOPOS.COM - Ilustrasi batuk. (alodokter.com)

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali mengimbau masyarakat agar meningkatkan daya tahan tubuh dan senantiasa menerapkan pola hidup bersih dan sehat pada saat kondisi cuaca ekstrem.

Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, Puji Astuti, mengatakan upaya menjaga daya tahan tubuh agar tetap dalam kondisi baik dirasa paling bagus saat menghadapi cuaca ekstrem.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Karena memang kalau flu itu kan virus, daya tahan tubuh yang baik bisa melindungi masyarakat agar terhindar dari serangan virus,” ucap dia kepada Solopos.com, Senin (10/10/2022).

Puji menambahkan, langkah-langkah menguatkan imunitas tubuh bisa dimulai dengan makan teratur, tidur cukup, konsumis vitamin, mencukupi kebutuhan buah dan sayur.

Baca Juga: Siaga Cuaca Ekstrem di Boyolali, BPBD Minta Warga Melakukan Langkah Ini

Lebih lanjut, kebersihan lingkungan, kata Puji, juga termasuk faktor penting yang mesti dijaga saat memasuki cuaca ekstrem. Salah satunya perbaikan sanitasi, menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.

“Karena kalau seperti ini [cuaca ekstrem] kan banyak air. Ada saluran air yang mampet harus segera diperbaiki. Itu kan sumber segala penyakit juga, bisa diare, DB juga harus mulai diwaspadai, serta batuk pilek,” ucal dia.

Memasuki cuaca ekstrem, Puji menerangkan ada peningkatan jumlah kunjungan masyarakat ke seluruh puskesmas di Boyolali.

“Pasien yang berkunjung ke puskesmas mengalami peningkatan. Dari 15 besar jenis kunjungan pasien ke puskesmas yang ada di Boyolali, yang paling banyak adalah Acute nasopharyngitis [Common cold],” beber Puji.

Baca Juga: Jalur Arteri di Boyolali Rawan Laka lantas, Polisi Pasang 108 Rambu

Menghimpun data dari seluruh puskesmas di Boyolali, kasus Common cold atau batuk pilek sudah mencapai 21.570 laporan di sepanjang awal 2022 hingga September kemarin. Kasus tersebut menduduki posisi teratas di deretan penyakit yang ada di Boyolali

Dari hasil rekapan itu, tren batuk pilek sejak Juli hingga September 2022 terus mengalami kenaikan. Pada Juli 2022, kasus batuk pilek di Boyolali mencapai 2.170 pasien. Kemudian pada Agustus 2022 terjadi penambahan kasus, dengan total 3.804 pasien. Selanjutnya pada September 2022, jumlah kasus batuk pilek terus bertambah menjadi 4.070 pasien. Dan untuk Oktober 2022, kasus batuk pilek sudah mencapai 1.025 pasien per Jumat (7/01/2022).

Selain batuk pilek, Puji menjelaskan dominasi kunjungan masyarakat ke Puskesmas Boyolali secara umum meliputi Hipertensi, Myalgia, ISPA, Kunjungan Hamil, Dispepsi atau gangguan lambung, Headache atau sakit kepala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya