Soloraya
Selasa, 4 Oktober 2022 - 09:41 WIB

Musim Penghujan di Boyolali, Waspadai Banjir, Tanah Longsor, dan Puting Beliung

Nova Malinda  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bencana yang dipamerkan BPBD Jateng dalam pameran di PRPP Jateng, 18 Agustus 2017 silam. (Twitter-@bpbdjateng)

Solopos.com, BOYOLALI —Menghadapi cuaca ekstrem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali melakukan beberapa langkah antisipasi resiko bencana di Boyolali.

Kepala BPBD Boyolali, Widodo Munir, mengatakan ada beberapa langkah antisipasi risiko bencana untuk menghadapi musim penghujan di Boyolali.

Advertisement

Antisipasi pertama, BPBD melakukan identifikasi wilayah-wilayah di Boyolali yang rawan bencana pada musim penghujan. Bencana yang dimungkinkan terjadi pada musim hujan seperti banjir, tanah longsor, dan puting beliung.

Selanjutnya, langkah antisipasi yang dilakukan BPBD adalah meningkatkan kegiatan sosialisasi dan edukasi tentang peringatan dini bencana kepada masyarakat melalui stakeholder seperti RT, RW, kelurahan dan kecamatan, terkait munculnya potensi bencana saat musim penghujan.

Advertisement

Selanjutnya, langkah antisipasi yang dilakukan BPBD adalah meningkatkan kegiatan sosialisasi dan edukasi tentang peringatan dini bencana kepada masyarakat melalui stakeholder seperti RT, RW, kelurahan dan kecamatan, terkait munculnya potensi bencana saat musim penghujan.

“Kami disamping melakukan sosialisasi kepada masyarakat, kami juga membuka layanan yang bisa dihubungi setiap saat, sehingga apabila terjadi emergensi kami siap terjun di lapangan,” ucap dia.

Widodo menjelaskan BPBD telah menambah dan menyiapkan beberapa peralatan siaga bencana untuk menghadapi musim pengujan. Seperti mesin gergaji, kata Widodo, supaya bila terjadi puting beliung yang menyebabkan pohon tumbang, kami bisa segera mengatasinya.

Advertisement

Untuk menghadapi resiko bencana tanah longsor, BPBD menyiapkan alat berat seperti back hoe. Salah satu wilayah yang rawan longsor di Jalur Selo-Magelang, meski jalur tersebut menjadi kewenangan provinsi, namun jalur-jalur yang menuju ke desa masih menjadi kewenangan kabupaten.

“Tahun-tahun lalu, kami selalu menyiapkan beko supaya siap dimanfaatkan untuk mengatasi longsoran di desa yang mengarah ke jalur Selo-Magelang,” ucap dia.

Widodo mengatakan seluruh bencana, termasuk tanah longsor memiliki risiko yang tidak sepele. Oleh karena itu, Widodo menghimbau masyarakat untuk senantiasa waspada terhadap musim penghujan.

Advertisement

“Walaupun ini hujannya tidak selebat tahun lalu, namun tetap saja masyarakat mesti waspada. Mohon mencermati kondisi lingkungan sehingga bisa terhindar dari risiko bencana,” papar dia.

Misalnya untuk antisipasi bencana tanah longsor, Widodo berharap masyarakat tidak tidur di tempat atau ruangan yang berisiko tertimpa longsoran apabila terjadi hujan lebat yang mengakibatkan longsoran. “Karena biasanya longsoran itu terjadi aore atau malam saat sedang tidur,” ucap dia.

Selanjutnya, berkaitan dengan banjir, antisipasi yang dilakukan BPBD yakni menghimbau warga khususnya di daerah rawan banjir untuk tidak membuang sampah di saluran air dan segera membersihkan sumbatan yang sekiranya menghambat aliran di saluran air.

Advertisement

Widodo mengakui resiko bencana di Wilayah Banyudono dan Sawit kebanyakan terjadi banjir luapan, dengan peta risiko mengarah pada level sedang.

Widodo menjelaskan risiko bencana yang terjadi lebih pada risiko ekonomi, seperti kerusakan lahan sawah akibat banjir.

Widodo menerangkan pemetaan risiko di Sawit dan Banyudono butuh penanganan jangka panjang, bukan penanganan jangka pendek.

Pihaknya akan mengkoordinasikan dengan dinas-dinas terkait, minimal langkah antisipasi yang akan datang. Seperti dalam mendirikan bangunan, masyarakat perlu mempertimbangkan risiko bencananya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif