Soloraya
Jumat, 22 November 2013 - 07:33 WIB

MUSIM TANAM : Petani Popongan Karanganyar Waspadai Wereng

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang petani membajak sawah di areal sawahnya di Popongan, Kecamatan/Kabupaten Karanganyar, Kamis (21/11/2013). Saat musim hujan seperti ini, petani di daerah setepat mengebut masa tanam. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)


Seorang petani membajak sawah di areal sawahnya di Popongan,
Kecamatan/Kabupaten Karanganyar, Kamis (21/11/2013). Saat musim hujan seperti ini, petani di daerah setepat mengebut masa tanam. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR -Sejumlah petani di Popongan, Kecamatan/Kabupaten Karanganyar mewaspadai ancaman mengganasnya serangan hama wereng di musim hujan.

Advertisement

Sejauh ini, petani di daerah setempat masih mengebut musim tanam. Salah satu petani, Sadi, 50, warga Gajah, Popongan, Karanganyar mengatakan saat sekarang merupakan saat yang tepat untuk menanam tanaman padi. Hal itu menyusul datangnya musim hujan.

“Sawah di daerah Popongan ini hanya mengandalkan air hujan. Inilah saat yang tepat bagi kami menanam tanaman padi. Harapannya, penanaman padi kali ini jauh lebih baik dibandingkan musim tanam sebelumnya yang mencapai Rp8 juta. Tapi, kami tetap mewaspadai serangan wereng,” katanya saat ditemui Solopos.com, di areal sawahnya, Kamis (21/11/2013).

Sadi mengatakan hama wereng termasuk hama terganas yang menyerang tanaman padi selain hama tikus. Seringkali, hama wereng mulai menyerang tanaman padi di malam hari.

Advertisement

“Pasokan air memang cukup di musim hujan ini. Kalau hujannya berjalan terus-menerus, hana wereng diprediksi akan datang seperti dua tahun lalu. Saat itu, para petani di Popongan gagal panen. Kami pasrah dengan kondisi itu. Untuk sementara, frekuensi hujan di Popongan saat sekarang sekali dalam dua hari,” ujarnya.

Hal senada dijelaskan petani lainnya, Hardi, 40, warga Delingan, Popongan, Karanganyar. Masa panen di daerah Popongan dalam setahun hanya berlangsung dua kali. Hal ini jauh berbeda dengan petani di daerah Karanganyar bagian barat yang bisa menikmati tiga kali masa panen seperti di Jaten dan Kebakkramat.

“Wereng menjadi hama yang ditakuti petani. Sekali diserang wereng, petani tak bisa apa-apa. Kendati sudah ada obatnya, hal itu tak cukup membantu. Kalau terserang wereng, petani harus menyiapkan dana operasional yang lebih dari biasanya. Untuk sepertiga hektare sawah, biaya yang harus disiapkan petani berkisar Rp2 juta. Misalnya terkena wereng, dana yang disiapkan harus lebih Rp2 juta,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif