SOLOPOS.COM - MENIKAH--Empat pasangan dalam acara nikah massal sedang melaksanakan ijab kabul di Aula Gedung Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) Klaten, Klaten Tengah, Senin (27/6). Acara tersebut diadakan oleh Kelompok Musisi Jalanan Warung Kidul (KMJ Warkid) Klaten. (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi)

Senyum mengembang dari bibir Ahmad Bajuri, 60. Warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, itu akhirnya dapat menikah dengan Jumirah, 48, yang telah hidup bersamanya selama empat tahun. “Ini pernikahan kedua bagi saya. Senang rasanya akhirnya dapat menikah secara sah,” ucap pria dengan dua anak ini, seusai mengikuti prosesi pernikahan massal, di Aula Gedung Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) Klaten, Klaten Tengah, Senin (27/6/2011).

MENIKAH--Empat pasangan dalam acara nikah massal sedang melaksanakan ijab kabul di Aula Gedung Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) Klaten, Klaten Tengah, Senin (27/6). Acara tersebut diadakan oleh Kelompok Musisi Jalanan Warung Kidul (KMJ Warkid) Klaten. (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi)

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ahmad Bajuri dan Jumirah merupakan salah satu dari empat pasangan yang dinikahkan dalam waktu bersamaan dalam acara itu. Penyelenggara acara adalah Kelompok Musisi Jalanan Warung Kidul (KMJ Warkid) Klaten. Pasangan tertua ini mengaku merasa beruntung dapat menikah secara sah dalam acara yang diselenggarakan secara gratis tersebut. “Saya tahu informasi pernikahan missal ini dari kondektur bus Sri Mulyo. Setelah itu saya mengurus surat-surat dan kemudian mendaftar ke panitia. Nikah massal ini tidak ditarik biaya,” kata Ahad.

Dalam kesempatan itu, tiga pasangan lain yang mengikuti pernikahan massal yaitu Sarmin–Sri Dahlia, warga Dusun Srebegan, Desa Mireng, Kecamatan Trucuk. Tri Sutaryono-Sri Lestari dari Kampung Grudo, Kelurahan Mojayan, Kecamatan Klaten Tengah, dan Dwi Tetuko Gunawan-Nurlaela dari Dusun Krapyak, Desa Merbung, Kecamatan Klaten Selatan.

Panitia penyelenggara yang beranggotakan musisi jalanan mengadakan persiapan selama satu bulan. Lamanya persiapan terutama untuk menggalang dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan nikah missal tersebut. “Acara ini didanai dari hasil mengamen kami setiap hari. Uang yang hasilkan sebagian kami sisihkan untuk sosialisasi dan melengkapi persyaratan calon pengantin,” ujar Ketua Kelompok Musisi Jalanan Warung Kidul (KMJ Wakid) Klaten, Suyono.

Menurut Suyono, acara pernikahan masal tersebut berawal dari perbicangan di terminal maupun di tempat nongkrong para musisi jalanan. Mereka merasa tergugah untuk menikahkan pasangan kumpul kebo yang hidup bersama tanpa ikatan nikah resmi. Beberapa pengamen lainnya menyetujui ide tersebut, sehingga mereka memberanikan diri untuk memulai sosialisasi kepada anak jalanan lainnya. “Sosialiasi yang kami sampaikan melalui penumpang bus jurusan Solo-Jogja. Dengan cara seperti ini banyak yang tahu kegiatan nikah massal yang kami adakan. Kegiatan ini sudah batal tiga kali karena memang sulit mencari peserta nikah massal.” terangnya.

Acara nikah massal berlangsung singkat, dengan disaksikan Pembina Kelompok Musisi Jalanan KH Jazuli A Kasmani NCB. Hadir pula Kasat Bimas Polres Klaten AKP Nanik Suryani, Ketua Dewan Kesenian Klaten Harsono, Muspika Klaten Tengah, sejumlah musisi jalanan dan keluarga dekat para peserta nikah.

Muhammad Khamdi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya