SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Solo (Espos)–
Musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) yang biasa menjadi ajang penjaringan usulan warga selama ini masih identik dengan pembangunan infrastruktur.

Hal itu sangat masuk akal lantaran utusan yang mewakili Musrenbang selama ini masih didominasi kaum adam. “Sedang pasrtisipasi perempuan diakui masih sangat minim. Hal itulah yang membuat wajah Musrenbang selama ini selalu identik dengan pembangunan fisik,” ujar Manager Program Partisipasi Perempuan Spekham, Indriyati Suparno saat dihubungi Espos, Selasa (24/11).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Indri menjelaskan, selama ini Musrenbang di tingkat kelurahan masih menggunakan delegasi pengurus RT/ RW yang rata-rata dipegang oleh laki-laki. Minimnya keterwakilan perempuan inilah yang membikin pembahasan yang terjadi di Musrenbang berwajah infrastruktur.

Terkait itulah, Spekham telah melakukan pendampingan terhadap perempuan-perempuan di empat kelurahan. Pendampingan tersebut bertujuan untuk mencetak kader-kader perempuan yang kritis demi penguatan masyarakat di lingkungannya.

Dia menyebutkan, saat ini sudah terdapat celah untuk memaksimalkan peran perempuan dalam mempengaruhi kebijakan melalui mekanisme Musrenbang. Selain adanya aturan dalam Musrenbang sendiri, peraturan walikota (Perwali) tentang partisipasi perempuan juga telah mengaturnya.

asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya