SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelatihan (JIBI/Dok)

Solopos.com, SOLO — Masyarakat Peduli Pendidikan Solo (MPPS) minta guru yang kehilangan jam mengajar karena mutasi dikembalikan lagi ke sekolah asal. MPPS pun akan terus mengawal kegiatan mutasi yang dinilai tidak wajar itu.

Koordinator MPPS Adi Cahyo mengatakan pada dasarnya pihaknya ingin agar guru-guru yang dimutasi mendapatkan jam mengajar yang sesuai. Sehingga mutasi yang dilakukan bukan lalu merugikan dan menghambat karier guru yang bersangkutan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Ketika guru-guru tersebut tidak bisa mendapatkan haknya untuk memenuhi batas minimal jam mengajar, lebih baik dikembalikan ke sekolah asal,” terang dia, Sabtu (15/3/2014).

“Memang kami mendapatkan informasi, guru tersebut akan dikembalikan ke sekolah asal. Tapi informasi tersebut belum resmi. Jadi akan kami [mintakan] konfirmasikan lagi kepada sumber informasi tersebut,” lanjut Adi.

Lebih lanjut Adi mengatakan, MPPS sangat menghargai hak prerogatif Pemerintah Kota (Pemkot) untuk melakukan mutasi. Hanya saja pihaknya berharap agar mutasi tersebut tidak merugikan guru yang dipindah.

Adi juga menghargai respons Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo. Meskipun Disdikpora baru berencana melakukan pembahasan kasus itu. “Kami kira Disdikpora berusaha untuk menjaga semua pihak. Jadi mereka melangkah dengan sangat hati-hati,” ujar Adi.

Selain masalah jam mengajar, kejanggalan lainnya dari kegiatan mutasi guru yang dilakukan dari SMAN 1 Solo ke SMAN 4 Solo tersebut adalah usulan mutasi yang dilakukan tidak sesuai dengan kompetensi guru yang bersangkutan. Guru yang semestinya memiliki kompetensi di bidang kimia dan geografi, ternyata pada SK tertulis sebagai guru sosiologi.

Sebelumnya Kepala Disdikpora Solo, Etty Retnowati, terkait proses mutasi yang dilakukan terhadap guru-guru yang berasal dari SMAN 1 Solo yang dipindahkan di SMAN 4 sudah sesuai data yang ada. “Data yang saya lihat seperti itu. Di SMAN 4 memang kekurangan guru untuk pelajaran sosiologi. Nah mengenai sesuai dan tidaknya, kami harap pada pertemuan nanti dapat diperoleh keterangan yang jelas dari berbagai pihak,” terang dia.

Etty mengatakan dalam waktu dekat akan melakukan pembahasan atas persoalan itu. “Dalam waktu dekat ini akan kami lakukan pertemuan. Semua akan dilibatkan di situ. Termasuk sekolah-sekolah yang bersangkutan,” ungkap dia, Jumat (14/3/2014).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya