Soloraya
Minggu, 6 Agustus 2023 - 07:39 WIB

Nanang: Pengulangan jadi Tulang Punggung Pemasaran, Tawarkan Lagi, Posting Lagi

Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dosen UNS, Nanang Wijayanto, saat menjadi pembicara dalam seminar Ekonomi Kreatif Sukoharjo 2023 di kompleks Pemkab Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (5/8/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pengulangan menjadi faktor yang sangat penting dalam pemasaran produk ekonomi kreatif.

Bahkan penawaran produk yang berulang-ulang disebut sebagai tulang punggung pemasaran.

Advertisement

“Pengulangan. Ditawarkan lagi, di-posting lagi. Itulah makna dari pengulangan. Menjadi pebisnis tidak boleh baper,” tandas dosen UNS, Nanang Wijayanto, saat menjadi pembicara dalam seminar Ekonomi Kreatif Sukoharjo 2023 di Pendapa Graha Satya Praja, kompleks Pemkab Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (5/8/2023).

Nanang menyatakan banyak pelaku ekonomi kreatif atau UMKM gagal karena terlalu cepat menyerah saat promosi mereka belum menarik minat pembeli.

Ketua Bidang Ekonomi Kreatif Pemuda MTA Pusat, Nanang Wijayanto, berfoto dengan salah satu pelaku ekonomi kreatif, Dewi Aprianti, seusai seminar Ekonomi Kreatif Sukoharjo 2023 di kompleks Pemkab Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (5/8/2023). (Istimewa)

Jika mendapati kondisi seperti itu, kata Nanang, yang harus dilakukan adalah mengulangi promosi secara terus menerus.

Advertisement

Ia mengatakan tidak ada proses bisnis yang instan. Semuanya melalui proses yang berdarah-darah, jatuh bangun bahkan tidak sedikit pebisnis yang bangkrut dulu sebelum akhirnya sukses.

“Jangan sungkan untuk melakukan pengulangan iklan. Ada teori yang mengatakan berbohong berulang-ulang saja bisa diterima nalar, apalagi ini produk Bapak Ibu benar-benar unggul. Ulangi dan ulangi terus,” lanjut pengajar Prodi D3 Pariwisata di Universitas Sebelas Maret tersebut.

Selain ulet, faktor lain yang menunjang kesuksesan pelaku ekonomi kreatif adalah inovatif dan aktif berkreasi.

Pebisnis menurutnya, harus selalu melihat tren sehingga bisa melakukan inovasi baru yang dibutuhkan.

Advertisement

Apalagi, di era digital semua hal bisa berubah dengan sangat cepat, termasuk selera konsumen.

“Semua butuh proses, jangan pernah berhenti jika belum laku, kembangkan inovasi dan kreasi,” kata mantan Ketua Bidang Ekonomi Kreatif Pemuda MTA Pusat itu.

Di era media sosial, lanjut Nanang, ada waktu-waktu khusus yang tepat untuk mengunggah produk di internet.

Waktu-waktu tersebut masing-masing pada pukul 08.00 WIB, 12.00 WIB, 17.00 WIB dan pukul 21.00 WIB.

Advertisement

“Itu jam-jam efektif untuk posting produk kita. Coba Bapak-Ibu,” tutup Nanang yang mengisi seminar dengan gaya kocak sehingga kerap mengundang tawa ratusan peserta.

Pentingnya Merek

Pembicara lainnya, Bambang Supradono, mengingatkan para pelaku ekonomi kreatif di Sukoharjo segera mendaftarkan merek untuk menunjang peningkatan omset.

Anggota Komite Ekonomi Kreatif Jawa Tengah, Bambang Supradono, mengingatkan para pelaku ekonomi kreatif di Sukoharjo segera mendaftarkan merek untuk menunjang peningkatan omset, dalam seminar di kompleks Pemkab Sukoharjo, Sabtu (5/8/2023). (Istimewa)

Ia mengatakan, sebenarnya banyak produk bagus yang dihasilkan pelaku UMKM namun tidak diberi merek sehingga konsumen susah untuk membeli ulang.

“Merek itu nama. Ibaratnya seperti Bapak dan Ibu punya bayi tapi tidak diberi nama. Begitulah pentingnya merek dari produk-produk njenengan. Sebenarnya enak tapi karena tidak ada namanya, alamatnya, jadi orang kalau mau beli ulang bingung harus ke mana,” ujar Bambang Supradono yang juga Anggota Komite Ekonomi Kreatif Jawa Tengah.

Advertisement

Pendaftaran merek, lanjut Bambang, difasilitasi oleh pemerintah di masing-masing wilayah.

Karena itu ia mengimbau para pelaku ekonomi untuk mengurus merek ke pemkab masing-masing.

“Ada yang gratis ada yang tidak, tergantung anggaran masing-masing Pemkab,” lanjutnya.

Bambang juga mengingatkan pelaku usaha untuk memberi kemasan yang baik dalam setiap produk yang dijual.

Pengemasan yang baik dalam produk secara otomatis akan menaikkan harga jual.

“Semakin bagus kemasannya akan semakin menaikkan harga. Khususnya kuliner, ini subsektor yang paling banyak di setiap daerah,” ujar Bambang dalam seminar yang digelar Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Sukoharjo itu.

Advertisement

Sementara itu, Bupati Sukoharjo Etik Suryani dalam sambutan yang dibacakan Asisten Administrasi Umum Roni Wicaksono mendukung penuh pengembangan ekonomi kreatif di kota makmur.

“Saya menyambut baik berbagai kegiatan untuk meningkatkan ekonomi kreatif di Sukoharjo. Pemkab memberikan perhatian serius untuk UMKM,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif