Soloraya
Sabtu, 5 Oktober 2013 - 22:15 WIB

NAPAK BUDAYA SAMANHUDI 2013 : Tunjukkan Potensi Sondakan Melalui Karnaval

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga mengikuti kirab napak tilas budaya Samanhudi di kalurahan Sondakan, Laweyan, Solo, Sabtu (5/10/2013). Kirab tersebut bertujuan untuk melestarikan budaya khas kampung Sondakan dan mengenalkan kepada kaum muda tentan sosok pahlawan nasional Samanhudi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Warga mengikuti kirab napak tilas budaya Samanhudi di kalurahan Sondakan, Laweyan, Solo, Sabtu (5/10/2013). Kirab tersebut bertujuan untuk melestarikan budaya khas kampung Sondakan dan mengenalkan kepada kaum muda tentan sosok pahlawan nasional Samanhudi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Delapan gunungan terpajang rapi di depan Kelurahan Sondakan, Jl. KH. Samanhudi, Laweyan, Sabtu (5/10/2013). Gunungan yang bahan bakunya dari hasil bumi ini diarak warga Sondakan dalam rangka karnaval memeriahkan Napak Budaya Samanhudi (NBS) 2013 untuk kali ketiga.

Advertisement

Karnaval NBS mengambil rute kirab dimulai di Jl. KH Samanhudi-Jl. Agus Salim-Jl Dr. Rajiman-Jl. Perintis Kemerdekaan-Jl. Slamet Riyadi-Jl. Transito dan berakhir di depan Kantor Kelurahan Sondakan. Karnaval yang dimeriahkan 45 kelompok itu terlihat sangat meriah.
Sekitar 1500-an peserta yang terdiri dari institusi pendidikan, kelompok seniman dan warga Sondakan tumplek blek dalam nuansa kebersamaan.

Para peserta kirab memakai pakaian yang berbeda. Mereka berunjuk keterampilan masing-masing kelompoknya. Gamelan yang bertalu sepanjang perjalanan kirab itu menyita perhatian pengguna jalan yang melintasi rute kirab tersebut.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sondakan, Andri Albicia Hamzah, menyatakan gelaran NBS 2013 itu sekaligus untuk menegaskan eksistensi Sondakan sebagai desa wisata di Solo.

Advertisement

“Oleh karena itu, kami mengarahkan semua potensi yang dimiliki di kampung sini. Supaya masyarakat luas mengenalnya,” paparnya di sela-sela acara, Sabtu.

Menurutnya, Kelurahan Sondakan ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai salah satu desa wisata yang masuk nominator 17 desa wisata di Indonesia.

“Satu-satunya desa wisata ya Sondakan ini. Untuk Jawa Tengah, kami bersaing dengan dua desa lain, yakni Desa Samiran (Kabupaten Boyolali) dan Desa Kaligintung (Kabupaten Purworejo),” imbuh Andri.

Advertisement

Di barisan tengah, terlihat gadis berpakaian adat jawa berjalan melambat. “Senang sekali bisa ikut kirab seperti ini. Ini pengalaman pertama kali,” ujar Seftiara Widyaningrum, 10.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif