SOLOPOS.COM - Warga berfoto di depan bangunan Rutan Kelas 1A di Jl Slamet Riyadi, Solo, Kamis (18/6/2020) malam. (Solopos/Ichsan Kholif Rahman)
Solopos.com, SOLO -- Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) atau napi Rutan Solo belum boleh dibesuk untuk mencegah penularan Covid-19. Hal itu membuat jumlah kiriman makanan dari keluarga WBP meningkat 20 persen.
Kasi Pelayanan Rutan Solo, David Sapto Aji, kepada wartawan, Rabu (14/4/2021), mengatakan kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) terkait pencegahan Covid-19 di dalam rutan masih berlaku.
Baca Juga: Heboh Broadcast Pendaftaran Vaksinasi Covid-19 Via Google Form Di Solo, Cek Faktanya!
Hal itu membuat keluarga WBP tidak bisa membesuk atau bertatap muka langsung sejak awal pandemi.
Hal itu membuat keluarga WBP tidak bisa membesuk atau bertatap muka langsung sejak awal pandemi.
“WBP masih bisa menggunakan layanan video call dan wartel rutan dengan pengawasan petugas. Keluarga juga masih bisa mengirimkan makanan untuk WBP,” paparnya.
Baca Juga: Dari Faroka Sampai Jurug, Ini 7 Lokasi Penyekatan Arus Mudik Solo
Sejauh ini sudah ada peningkatan jumlah pengiriman makanan. Ia memprediksi pertengahan Ramadan hingga jelang Lebaran peningkatan pengiriman makanan lebih dari 20 persen.
Baca Juga: KRL Solo-Jogja: Berbisnis di Gawok dan Delanggu Diprediksi Moncer
Menurutnya, di luar Ramadan, jumlah makanan yang dikirim sekitar 80 paket. Saat Ramadan bisa mencapai 100-an paket makanan untuk para napi Rutan Solo.
“Jadwal penerimaan makanan yang semula siang diubah jadi sore. Kalau tidak diubah makanan bisa basi. Penerimaan makanan juga melalui mekanisme panjang. Jangan sampai ada benda terlarang masuk ke dalam rutan,” paparnya.
Baca Juga: Selain Manahan, Ini 6 Titik Konsentrasi Penjual Takjil Ramadan Di Solo
Ia menambahkan selama Ramadan para WBP mengikuti kajian jelang berbuka puasa dan Salat Tarawih berjamaah. Saat ini petugas rutan tengah menyusun agenda pesantren kilat untuk para WBP.