SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Narkoba di Boyolali diharapkan bisa dapat dicegah dengan adanya tes urine saat masuk sekolah.

Solopos.com, BOYOLALI—Komisi IV DPRD Boyolali berharap Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Boyolali bekerja sama dengan Polres Boyolali atau Badan Narkotika Kabupaten (BNK) melakukan tes urine ke sekolah-sekolah khususnya SMA/SMP.
Hal ini disampaikan Sekretaris Komisi IV DPRD Boyolali, Agus Ali Rosyidi, menyikapi kasus narkoba yang melibatkan dua pelajar SMA di Boyolali, KAS, 17, dan Bob, 17.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Saya kira sudah saatnya tes urine masuk ke sekolah-sekolah, sekolah bisa bekerja sama dengan Polres atau BNK. Setidaknya, untuk mengetahui sejauh mana narkoba ini masuk ke kalangan pelajar,” kata Agus Ali, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Senin (29/8/2016).

Menurut Agus, semua pihak harus memberikan perhatian penuh terhadap kasus ini terutama dampak yang ditimbulkan. “Narkoba itu bukan kasus kecil, itu urusannya sama masa depan.”

Dia berharap kepolisian tegas menangani kasus ini. Yang harus menjadi perhatian adalah bagaimana anak-anak ini berhubungan dengan para sindikat narkoba. Terlebih Boyolali masuk peta lalu lintas peredaran narkoba.

“Apakah justru KAS dan Bob adalah bagian dari sindikat? Saya sepakat jika penanganan kasus ini juga memperhatikan UU tentang anak. Namun, polisi juga harus tegas, jangan sampai perlakuan khusus atas kasus ini justru menimbulkan dampak yang lain,” kata Agus Ali. Dampak lain itu misalnya, sindikat makin gencar memanfaatkan anak-anak dan pelajar untuk ikut mengedarkan narkoba.

Agus berharap kasus narkoba yang melibatkan KAS dan Bob adalah kasus pertama dan terakhir di Boyolali.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Boyolali, Abdul Rahman, menyampaikan saat ini Disdikpora masih terus berkomunikasi dengan pihak sekolah tempat KAS dan Bob belajar, untuk memantau perkembangan kasus keduanya.

“Kami minta satu guru untuk mengawasi anak tersebut dan mengikuti perkembangan kasusnya. Katanya hari ini dibawa ke BNN Semarang,” kata Abdul Rahman.

Hasil assessment Polres Boyolali ke BNN Semarang atau lembaga hukum terkait akan menjadi bahan kajian oleh dinas maupun sekolah terkait langkah kebijakan selanjutnya.

“Kalau mau melanjutkan sekolah, bagaimana teknisnya, tetapi kalau keputusan hukum menjadi kendala bagi KAS dan Bob untuk mendapatkan hak pendidikan, tentu masalahnya lain. Semua tergantung proses hukum yang berjalan.”

Kendati demikian, dia berharap apapun keputusan hukum yang nanti ditetapkan aparat, kedua anak itu harus direhabilitasi untuk kembali ke kehidupan yang lebih baik. Terkait usulan tes urine ke kalangan pelajar dari Komisi IV DPRD Boyolali, Abdul Rohman menyambut baik. Bahkan tes urine di kalangan pelajar pernah di wacanakan di beberapa daerah. Sayangnya, perlu alokasi anggaran khusus untuk program tersebut.

“Yang lebih penting saat ini justru kepekaan sekolah terhadap siswa-siswa yang berperilaku tidak wajar dan berpotensi terkena narkoba.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya