Soloraya
Kamis, 10 Januari 2019 - 05:00 WIB

Narkoba Wonogiri: Ngadirojo Rawan Jadi Tempat Ngumpet Pengedar, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI — Wilayah Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri, dinilai rawan menjadi tempat bersembunyi pengedar dan sasaran peredaran narkoba. Penyebabnya, di kecamatan tersebut terdapat ribuan orang tak dikenal yang bermukim.

Kasus adanya pengedar narkoba bersembunyi dan diduga memasarkan narkoba pernah terjadi di kecamatan tersebut. Oleh karena itu, polisi perlu mengawasi lebih ketat.

Advertisement

Camat Ngadirojo, Agus Hendradi, saat ditemui Solopos.com di kantornya, belum lama ini, mengatakan orang tak dikenal di Ngadirojo merupakan warga pendatang yang menghuni tempat indekos. Mereka merupakan pekerja pabrik.

Sejak beberapa tahun terakhir sejumlah pabrik berskala besar berdiri di Ngadirojo, seperti pabrik garmen, tapioka, dan lainnya. Pabrik-pabrik itu berada di Desa Kerjo Lor, Pondok, Gedong, Ngadirojo Kidul, dan Ngadirojo Lor.

Advertisement

Sejak beberapa tahun terakhir sejumlah pabrik berskala besar berdiri di Ngadirojo, seperti pabrik garmen, tapioka, dan lainnya. Pabrik-pabrik itu berada di Desa Kerjo Lor, Pondok, Gedong, Ngadirojo Kidul, dan Ngadirojo Lor.

Warga membuka usaha tempat indekos di sekitar pabrik. Pada satu sisi keberadaan pekerja membuka peluang usaha bagi warga, seperti usaha tempat indekos, warung makan, dan lainnya. Alhasil, ekonomi di kawasan tersebut berkembang.

Di sisi lain, banyaknya pendatang di wilayah tersebut memengaruhi situasi sosial. Camat menyebut banyaknya orang tak dikenal dapat dimanfaatkan pengedar narkoba untuk kamuflase atau bersembunyi dari kejaran polisi.

Advertisement

“Kejadiannya di Kerja Kidul. Ada seorang perempuan yang menginap di rumah warga beberapa hari. Warga sekitar awalnya tak curiga karena menganggap perempuan itu pekerja pabrik yang indekos. Suatu ketika dia ditangkap polisi. Ternyata perempuan itu pengedar narkoba,” kata Agus.

Menurut dia, polisi perlu mengawasi lebih ketat wilayah yang banyak terdapat warga pendatang. Sebenarnya, warga turut mengawasi. Namun, mereka pasif saja jika melihat ada hal-hal yang mencurigakan.

Biasanya warga takut terjadi sesuatu yang menimpa mereka apabila memberi peringatan atau menegur. Dia mengapresiasi Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) yang menjadi bagian dari Tim Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba (P4GN) Wonogiri menggelar sosialisasi kepada warga, pertengahan Desember lalu.

Advertisement

Dia berharap para peserta sosialisasi dapat menyebarluaskan pengetahuan yang didapat kepada warga di lingkungan sekitar. Pengetahuan tersebut berguna untuk membentengi anak dan keluarga dari pengaruh buruk lingkungan yang mengarah pada kejahatan, termasuk narkoba.

“Menurut data Polres Wonogiri, aparat mengungkap lebih dari 20 kasus narkoba pada tahun ini dan tahun lalu. Ini membuktikan Wonogiri juga jadi sasaran peredaran. Kondisi seperti ini harus diwaspadai,” ucap Agus.

Kepala Urusan Pembinaan Operasional (Kaurbinops atau KBO) Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Wonogiri, Iptu Sandiya, mengatakan personel satuannya sangat terbatas, yakni hanya 13 orang. Sementara, wilayah yang harus diawasi 25 kecamatan. Polisi tak dapat bekerja sendiri dalam pencegahan dan penindakan pelaku kasus narkoba.

Advertisement

Dia meminta warga berani menginformasikan kepada polisi setempat jika mencurigai gerak-gerik seseorang. Informasi sekecil apa pun sangat berguna untuk pengembangan penyelidikan.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif